Prilly Latuconsina Jadi Dosen di UGM, Ajar Kelas Kajian Selebritas

Jum'at, 30/09/2022 14:20 WIB
Aktris Prilly Latuconsina saat mengajar di kelas `Kajian Selebritas` Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, UGM pada Kamis, 29 September 2022 (Foto: ugm.ac.id)

Aktris Prilly Latuconsina saat mengajar di kelas `Kajian Selebritas` Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, UGM pada Kamis, 29 September 2022 (Foto: ugm.ac.id)

Yogyakarta, law-justice.co - Aktris Prilly Latuconsina berkesempatan mengajar mata kuliah `Kajian Selebritas` di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (29/9/2022).

Prilly, sapaannya, dalam kelas itu memberikan materi tentang selebritisasi dan selebrifikasi. Ia juga berdiskusi dengan mahasiswa pada sesi tanya jawab.

"Kelasnya seru sekali. Aku juga senang sekali karena mahasiswanya sangat fokus mendengarkan paparan materiku," kata Prilly dalam video yang ia bagikan di Instagram pribadinya, Kamis (30/9/2022).

Dalam video itu, terlihat Prilly Latuconsina menikmati menjadi dosen. Ia bahkan bercanda dan tak segan menghampiri mahasiswanya bila ada yang bertanya.

"Terima kasih banyak, sampai ketemu di kelas berikutnya karena masih ada satu sesi lagi nanti Oktober," ujarnya di penghujung kelas.

Prilly Latuconsina ternyata mengikuti program Praktisi Mengajar sehingga ia bisa mengajar di UGM. Program itu adalah salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang membuka kesempatan bagi praktisi handal untuk mengajar di kelas dan membagikan keterampilan, serta pengalaman riil dari dunia industri.

“Program MBKM memberikan pengalaman belajar di luar kelas, juga pembelajaran dalam kelas dengan membawa para praktisi,” kata dosen mata kuliah Kajian Selebritas di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UGM Lidwina Mutia Sadasri, Kamis (29/9/2022), dikutip dari laman resmi UGM.

Program Praktisi Mengajar diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 2022 untuk mengatasi problem kesenjangan antara keahlian lulusan dan kebutuhan dunia kerja.

Data `Future of Jobs Report World Economic Forum` pada 2020 menyebutkan, relevansi kemampuan lulusan perguruan tinggi Indonesia dengan kebutuhan industri hanya sekitar 64 persen. Itu lebih rendah dari negara Asia lain, seperti Singapura yang memiliki angka relevansi 79 persen, Tiongkok sebesar 73,6 persen, dan Arab Saudi sebesar 71,3 persen.

(Amelia Rahima Sari\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar