Rahasia Umum `Hubungan Retak` Panglima TNI Andika dan KSAD Dudung (1)

Rabu, 07/09/2022 07:20 WIB
Panglima TNI Andika Perkasa dan KSAD Dudung Abdurrachman (Net)

Panglima TNI Andika Perkasa dan KSAD Dudung Abdurrachman (Net)

Jakarta, law-justice.co - TNI diminta segera menangani isu "ketidakharmonisan" antara Panglima Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurrachman.
Isu tersebut dikhawatirkan berdampak pada kinerja TNI.

Panglima TNI dan KSAD secara terpisah telah membantah isu tersebut, namun seorang anggota Komisi I mengatakan pihaknya akan meminta klarifikasi lebih lanjut.

Pengamat militer mewanti-wanti jangan sampai isu ketidakharmonisan di pimpinan TNI dibawa ke ranah politik.

Isu ketidakharmonisan antara Panglima dan KSAD disinggung antara lain oleh Effendi Simbolon dari PDI-P.


Saat rapat kerja di DPR, Effendi menyoroti ketidakhadiran KSAD dalam rapat dengan Kementerian Pertahanan dan TNI. Ia berkata sudah menjadi “rahasia umum” bahwa Panglima Effendi dan KSAD Dudung tidak pernah hadir di satu lokasi.

"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak. Rahasia umum, Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD,” kata Effendi seperti dikutip sejumlah media.

Dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, Selasa (06/09), Effendi mengatakan pihaknya telah menerima banyak informasi terkait dugaan ketidakharmonisan kedua pimpinan TNI itu sejak November tahun lalu.

Menurut Effendi, isu tersebut telah berdampak pada kinerja TNI.

“Ini secara umum saja bahwa yang pemegang kekuatan, pengguna kekuatan Panglima TNI. Nah kalau Panglima TNI kemudian punya kebijakan, perintahnya A tapi oleh kepala staf diterjemahkan lain, tidak dilaksanakan. Itu contoh kecil yang kami punya,” ujarnya.

Namun politikus PDI-P itu menolak menjelaskan contoh-contohnya lebih lanjut, serta dasar dugaan ketidakharmonisan itu. Ia mengatakan Komisi I DPR akan segera memanggil Panglima dan KSAD untuk meminta klarifikasi.

“Catatannya justru saya tanya dulu ke mereka baru kalian kutip. Kalau saya nyampein kan nggak bagus,” katanya kepada BBC News Indonesia lewat sambungan telepon.

Dalam rapat hari Senin, Effendi mengungkit ketidakhadiran KSAD Dudung dalam acara pembukaan latihan bersama Super Garuda Shield antara TNI dan Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM), Sabtu 3 Agustus lalu di Sumatera Selatan.

Acara itu dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WaKSAL) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono, dan Wakil KSAD Letjen TNI Agus Subiyanto. KSAL Laksamana TNI Yudo Margono kala itu tidak hadir karena ia memimpin langsung pasukan laut yang menjadi bagian dari latihan tersebut.

Effendi juga menyinggung isu anak KSAD Dudung yang disebut sempat gagal masuk Akademi Militer (Akmil).

"Sampai urusan anak KSAD pun gagal masuk Akmil pun menjadi isu. Memangnya kalau KSAD kenapa? Memang harus masuk? Memang kalau anak presiden harus masuk? Siapa bilang itu? Ketentuan apa? Ini kita harus tegas Pak,” ujarnya.

Ia pun meminta agar Dudung dihadirkan dalam rapat khusus membahas isu-isu aktual TNI.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar