Harga Komoditas Melonjak, Dua Emiten Anthoni Salim Rugi Triliunan

Jum'at, 02/09/2022 11:20 WIB
Anthoni Salim (Tribun)

Anthoni Salim (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Dua emiten favorit anak kos, PT Indofood Sukses Makkmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) jadi saham yang disorot akibat anjloknya laba dan nilai sahamnya yang turut turun selama beberapa bulan ini.


Padahal, INDF sejatinya mengalami kenaikan penjualan bersih konsolidasi sebesar 12% dari Rp47,29 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp52,79 triliun pada semester I 2022.


Sedangkan laba usaha juga turut naik 4% dari Rp8,49 triliun pada H121 menjadi Rp8,83 triliun pada H122. Sayangnya, laba bersih emiten tersebut turun 16% dari sebelumnya Rp3,43 triliun menjadi Rp2,90 triliun.

Menurut Dirut sekaligus CEO Indofood, Anthoni Salim penyebab penurunan laba tersebut disebabkan naiknya rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan.

Selain itu, ia tidak menampik adanya pengaruh ketidakpastian global dan ketidakstabilan harga komoditas terhadap bisnis Indofood.

"Meskipun kondisi global dan volatilitas harga komoditas masih berlanjut, Indofood dapat meraih pertumbuhan nilai penjualan sebesar 12% pada semester pertama 2022. Kami akan terus memantau perkembangan situasi global dan fokus pada daya saing serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas di pasar dalam negeri maupun luar negeri," kata Anthoni, dilansir Jumat (2/9/2022)

Sementara ICBP juga berhasil catat kenaikan penjualan bersih konsolidasi sebesar 16% dari Rp28,20 triliun per Juni 2021 menjadi Rp32,59 triliun per Juni 2022.

Meski demikian, laba usaha turun 8% dari Rp6,36 triliun menjadi Rp5,88 triliun akibat tingginya harga komoditas yang turut berdampak pada anjloknya laba bersih ICBP.

"Berbagai inisiatif untuk kegiatan operasional kami di Indonesia maupun di luar negeri di antaranya dengan memperkuat kepemimpinan kami di pasar melalui investasi secara berkelanjutan pada merek-merek produk dan memperdalam penetrasi pasar. ICBP juga akan senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan manufaktur dan produksinya serta menjaga posisi keuangan yang sehat," tutup Anthoni.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar