William Ruto, Presiden Baru Kenya yang Besar dari Pemukiman Kumuh

Rabu, 17/08/2022 13:40 WIB
Presiden Kenya yang baru, William Ruto (Reuters)

Presiden Kenya yang baru, William Ruto (Reuters)

Kenya, law-justice.co - William Ruto pada Senin, 15 Agustus 2022 lalu resmi ditetapkan sebagai Presiden Kenya yang baru, walau kubu oposisi masih meributkan terpilihnya Ruto sebagai orang nomor satu di Kenya.

Kenya adalah sebuah negara di wilayah Afrika Timur. Sedangkan Ruto, sebelumnya dikenal sebagai mantan wakil presiden Kenya.

Perjalanan Ruto hingga akhirnya menjadi orang nomor satu di Kenya, sangat panjang.

Di perbukitan merah di luar kota Eldoret, wilayah barat Kenya, warga sekitar mengingat Ruto hanya seorang murid sekolah, yang bertelanjang kaki dan biasa jualan ayam di warung kaki lima pinggir jalan.

Mereka mengenang sosok Ruto kecil memiliki kecerdasan yang hebat. Saat Ruto naik ke kursi kepresidenan negaranya, perasaan tetangganya bercampur bangga sekaligus tak percaya.

"Saya tidak bisa membayangkan seseorang yang tidak punya sepatu selama SD, (sekarang) bisa menjadi presiden. Kami membayangkan semua pemimpin berasal dari keluarga kaya," kata Esther Cherobon, yang pernah satu sekolah dengan Ruto, seperti dilansir Reuters, Rabu (17/8/2022)


Menurut Cherobon, Ruto selalu menjadi anak laki-laki dengan nilai tertinggi di sekolah. Sekolah Ruto berada di desa Sambut, yang bangunannya terbuat dari lumpur - terdiri dari satu ruangan beratapkan lembaran besi berkarat. Bekas sekolah Ruto itu sampai saat ini masih berdiri.

Saat kampanye Ruto menyoroti perbedaan kesenjangan di Kenya. Dia juga mencemooh dinasti politik Kenya. Lawan Ruto di pemilu presiden Kenya adalah Raila Odinga dan Presiden Uhuru Kenyatta, yang masing-masing merupakan putra wakil presiden dan presiden pertama negara itu.

Kenyatta, yang telah menjalani batas dua masa jabatannya sebagai presiden, cekcok dengan Ruto setelah pemilu terakhir. Walhasil, Kenyatta pilih mendukung Odinga.

Tradisi politik Kenya dikenal tak ramah dengan perbedaan politik, bangkitnya Ruto bukanlah pengecualian. Dia mulai terkenal saat menjadi organisator pemuda untuk mantan orang kuat Presiden Daniel arap Moi. Ia kemudian terpilih sebagai salah satu anggota parlemen dan menteri termuda di Kenya.

Ruto merupakan pendukung Odinga sejak 2007. Pemilu tahun itu berstatus dalam sengketa, ketika 1.200 orang tewas setelah kekerasan politik memicu pembersihan etnis.

Baik dia dan Kenyatta menghadapi tuntutan di Pengadilan Kriminal Internasional atas kekerasan tersebut, dalam kasus yang kemudian runtuh. Seorang pengacara Kenya sekarang diadili, dituduh mengganggu saksi dalam kasus Ruto – tuduhan yang dibantahnya.

Ruto kemudian pindah haluan politik dan membuatnya terpilih menjadi wakil presiden Kenyatta pada 2013. Namun terjadi perselisihan setelah pemilu 2017, di mana saat itu Kenyatta berdamai dengan Odinga dan pilih menjaga jarak dari Ruto.

Orang dalam Ruto menggambarkan Presiden Kenya yang baru itu, sebagai orator berbakat dengan etos kerja yang keras.

Selama kampanye ini, dia memilih gerobak dorong untuk mewakili pekerja lepas Kenya, meskipun dia sendiri sekarang menjadi pengusaha kelas kakap yang kaya raya. Ia senang jalan-jalan dengan mobil sport yang dicat dengan warna pesta. Ruto pun dijuluki The Beast.

Odinga berusaha melemahkan popularitas Ruto dengan mempertanyakan kejujuran kerajaan bisnisnya yang menggurita.

Sebagai Presiden, Ruto saat ini dihadapkan pada tantangan untuk menyelesaikan masalah krisis ekonomi dan sosial di negaranya. Sebelumnya, warga Kenya yang miskin sudah terhuyung-huyung akibat dampak Covid-19. Ekonomi Kenya juga terpukul oleh kenaikan harga pangan dan bahan bakar global.

Kekeringan terburuk di Kenya selama 40 tahun telah mengakibatkan 4,1 juta orang bergantung pada bantuan pangan. Sementara tingkat utang luar negeri Kenya juga melonjak.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar