Termasuk Menteri Keamanan, Hari Ini 5 Menteri Inggris Mundur Lagi

Kamis, 07/07/2022 16:39 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Tempo)

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Tempo)

Jakarta, law-justice.co - Hari ini, Kamis 7 Juni 2022, sebanyak lima menteri Inggris lainya di pemerintahan Perdana Menteri, Boris Johnson ikut mengundurkan diri massal.

Salah satunya adalah Menteri Keamanan dan Urusan Perbatasan, Damian Hinds.

Hingga kini, total ada 10 menteri kabinet Johnson yang menyatakan mengundurkan diri.

"Kepada Perdana Menteri [Johnson], dengan rasa menyesal, saya harus mengundurkan diri dari pemerintahan," demikian surat yang ditulis Hinds pada Kamis (7/7) dan diunggah di Twitter-nya.

Selain itu, Hinds mengatakan Johnson harus keluar dari pemerintahan untuk mengembalikan demokrasi di negara itu.

"Yang lebih penting daripada pemerintah atau pemimpin mana pun adalah standar yang kita junjung dalam kehidupan publik, pun kepercayaan kepada nilai demokrasi dan administrasi publik kami. Karena erosi serius terkait isu itu, saya menyimpulkan hal yang tepat bagi negara kami dan partai kami adalah pengunduran diri Anda [Johnson] dari pemimpin partai [Konservatif] dan perdana menteri," kata Hinds dalam suratnya, dikutip dari cnnindonesia.com.

Tidak hanya Hinds, Menteri Negara Bagian Irlandia Utara, Brandon Lewis, dan Menteri Keuangan Muda, Helen Whately, turut mengundurkan diri dari jabatan mereka pada Kamis (7/7).

"Pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab bergantung pada kejujuran, integritas, dan saling menghargai. Merupakan penyesalan yang mendalam bahwa saya harus meninggalkan pemerintahan, mengingat saya tak lagi percaya nilai-nilai tersebut masih dianut [pemerintahan Johnson]," kata Lewis dalam pernyataan Twitter pada Kamis (7/7).

Menteri urusan Pensiun, Guy Opperman, juga menyatakan pengunduran dirinya pada Kamis (7/7).

"Saya mengundurkan diri dengan banyak penyesalan, melihat muncul isu serius yang harus ditangani, mulai dari biaya pendukung kehidupan, legislasi, dan debat parlemen," kata Opperman dalam pernyataan Twitter.

"Pemerintah tak seharusnya menerima pengunduran diri dari 50 rekan, tetapi sayangnya PM tidak memberikan kami pilihan. Dia harus mengundurkan diri," lanjutnya.

Menteri Muda bidang Kebudayaan Chris Philp juga mundur dari jabatannya pada Kamis (7/7). Ia turut mendesak Johnson untuk mengundurkan diri imbas berbagai skandal yang menimpa pemimpin Partai Konservatif itu.

Pengunduran kelima menteri Inggris ini menambah deret pejabat yang pergi imbas skandal Johnson.

Sehari sebelumnya, ada lima menteri Inggris yang juga mengundurkan diri.

Menteri Keuangan, Rishi Sunak, dan Menteri Kesehatan, Sajid Javid, mengundurkan diri pada Selasa (5/7) malam. Keduanya memutuskan mundur karena merasa tak lagi bisa menoleransi rentetan skandal yang terus terjadi di pemerintah.

Sementara itu, Menteri Urusan Anak dan Keluarga, Will Quince, dan Menteri Muda Transportasi, Laura Trott, mengumumkan berhenti dari jabatan mereka pada Rabu (6/7) pagi.

Pengumuman ini disampaikan beberapa jam setelah Sunak dan Javid mengumumkan mundur dari kabinet.

Quince mengaku ia tak memiliki pilihan selain mundur dari pemerintahan, sementara Trott mengatakan ia kehilangan kepercayaan kepada pemerintah.

Kemudian ada Menteri Sekolah, Robin Walker, yang turut mengundurkan diri.

Kisruh ini dimulai setelah pejabat kabinet Chris Pincher mengundurkan diri karena dituduh melecehkan dua tamu dalam acara makan malam pribadi.

Masalah ini kemudian merambat hingga ke Johnson, dengan banyak orang yang heran mengapa Pincher bisa masuk ke pemerintahan Inggris.

 

 

 

 

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar