Harga Minyak Naik Akibat Pasokan, Sanksi UE atas Rusia Belum Efektif

Kamis, 26/05/2022 20:15 WIB
Harga minyak dunia naik, penerimaan negara terdongkrak (foto: Reuters)

Harga minyak dunia naik, penerimaan negara terdongkrak (foto: Reuters)

Jakarta, law-justice.co - Harga minyak naik di Asia pada Kamis sore, memperpanjang reli hati-hati minggu ini di tengah tanda-tanda pasokan yang ketat sementara Uni Eropa (UE) berselisih dengan Hongaria atas rencana untuk melarang impor dari Rusia, eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia, setelah menyerbu Ukraina.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 47 sen atau 0,41 persen, menjadi diperdagangkan di 114,50 dolar AS per barel pada pukul 06.56 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli naik 53 sen atau 0,48 persen, menjadi diperdagangkan di 110,86 dolar AS per barel.

Penarikan lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS dalam seminggu hingga 20 Mei, menyusul melonjaknya ekspor, mendukung pasar pada Rabu 25 Mei 2022.

Para analis mengatakan penarikan persediaan dan prospek embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia, sebagai pembalasan atas apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, mendorong harga lebih tinggi.

"Fokus di pasar minyak adalah pada KTT Uni Eropa yang berlangsung minggu depan, di mana upaya lain akan dilakukan untuk menyetujui embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management dalam sebuah catatan.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Rabu 25 Mei 2022 mengatakan dia yakin bahwa kesepakatan dapat dicapai sebelum pertemuan dewan berikutnya pada 30 Mei.

Namun, Hongaria tetap menjadi batu sandungan bagi dukungan bulat yang diperlukan untuk sanksi Uni Eropa. Hongaria mendesak sekitar 750 juta euro (800 juta dolar AS) untuk meningkatkan kilangnya dan memperluas pipa dari Kroasia untuk memungkinkannya beralih dari minyak Rusia.

Bahkan tanpa larangan resmi, lebih sedikit minyak Rusia yang tersedia di pasar karena pembeli dan perusahaan perdagangan menghindari berurusan dengan pemasok minyak mentah dan bahan bakar dari negara tersebut.

Analis ANZ menunjuk kargo dari pelabuhan Baltik yang menempuh perjalanan lebih lama ke kilang-kilang Asia, sementara pengiriman ke Belanda dan Prancis semuanya terhenti.

Ada juga faktor lain yang mendukung kenaikan harga minyak lebih lanjut.

"Shanghai sedang bersiap untuk dibuka kembali setelah penguncian selama dua bulan, sementara puncak musim mengemudi di AS dimulai pada akhir pekan Memorial Day, yang dapat memberikan dorongan terhadap permintaan minyak," kata Sugandha Sachdeva, wakil presiden penelitian komoditas di Religare Broking, merujuk untuk liburan AS pada Senin 30 Mei 2022.

"Semua variabel menunjukkan kenaikan lebih lanjut dalam harga minyak ke depan."

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar