Kampus di Indonesia Disebut Tengah Mengalami Islamophobia

Senin, 09/05/2022 06:20 WIB
Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko (Pikiran Rakyat)

Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko (Pikiran Rakyat)

Jakarta, law-justice.co - Banyak kalangan yang mengecam dan menyayangkan pernyataan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Profesor Budi Santoso Purwokatiko dalam tulisan status Facebook.

Salah satu pihak yang menyayangkan status Prof Budi tersebut datang dari Gurubesar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Prof Daniel M. Rosyid.

Dalam video yang diunggah di akun YouTube MimbarTube berjudul "Live! Prof Budi Santoso R4S1S Dikritik Habis Prof Suteki & Prof Daniel M Rosyid" pada Minggu (8/5), Prof Daniel menyampaikan dua pandangan atas status Facebook dari Prof Budi.

"Saya akan melihat dari dua sudut ya," ujar Prof Daniel.

Pertama kata Prof Daniel, terkait dengan proyek sekulerisasi yang menurutnya sudah terjadi sejak lama di Indonesia, terutama melalui instrumen sekolah dan kampus.

Yang kedua, isu sukuisme yang menjadi bagian dari isu publik saat ini terkait status dari Prof Budi.

Prof Daniel menjelaskan, pernyataan melalui media sosial yang dilakukan oleh Prof Budi merupakan satu puncak di gunung es.

"Gunung es di kita itu sebetulnya adalah kita ini walaupun secara resmi menyebut dirinya sebagai negara Pancasila, tetapi banyak pejabat yang agak risih dengan ekspresi-ekspresi agama," kata Prof Daniel.

Padahal kata Prof Daniel, dalam moto Bhineka Tunggal Ika, ekspresi-ekspresi yang bersifat agama merupakan suatu yang bersifat wajar dan bagian dari hak-hak konstitusional.

"Jadi selama tidak merugikan kepentingan publik, dia merupakan pilihan bagi setiap warga negara untuk memilih agamanya masing-masing, dan mengekspresikan dirinya sebagai seorang muslim, seorang Kristen dan seterusnya," terang Prof Daniel.

Akan tetapi menurut Prof Daniel, narasi Islamophobia yang berlangsung selama ini sudah banyak menghinggapi kampus-kampus di Indonesia.

"Jadi kampus-kampus di Indonesia itu memang mengalami proses islamophobia, kemudian juga itu bagian dari proyek sekulerisasi besar-besaran sejak orde baru sebetulnya," terang Prof Daniel.

Sehingga kata Prof Daniel, ketika terjadi letupan kecil seperti yang dilakukan oleh Prof Budi, sebagai puncak dari gunung es.

"Jadi sebagian besar alam pikir perguruan tinggi kita itu memang sekuler, dan melihat agama itu seringkali sebagai mungkin kadang-kadang membuat banyak orang tuh jadi kagok dan canggung berbicara tentang agama," jelas Prof Daniel.

Menurut Prof Daniel, saat ini harus diwaspadai terjadinya deislamisasi Indonesia. Karena, Indonesia tanpa Islam, maka dipastikan akan jatuh ke tangan penjajah.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar