Postingannya Viral, Dosen UGM: Ujaran Ade Armando Lebih Sadis

Senin, 18/04/2022 13:40 WIB
Guru besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya (Net)

Guru besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya (Net)

law-justice.co - Guru besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya akhirnya buka suara terkait komentarnya yang viral di media sosial diduga ujaran kebencian terkait kasus pengeroyokan Ade Armando. Apa katanya?


Karna mengakui ia mengunggah postingan itu. Namun, dia berdalih komentarnya itu hanya sebatas guyonan biasa.

"Saya memposting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan, gojekan sangat biasa sekali. Bahkan mungkin statement-statement yang dibuat katakanlah Ade Armando dan sebagainya itu lebih sadis ya. Tapi ini kan hanya sebuah gojekan saja terhadap kejadian seperti itu," kata Karna ditemui wartawan di Balairung UGM, Sleman, DIY, Senin (18/4/2022).

Guru besar FMIPA UGM Prof Karna Wijaya akhirnya buka suara terkait komentarnya yang viral di media sosial diduga ujaran kebencian terkait kasus pengeroyokan Ade Armando. Apa katanya?
Karna mengakui ia mengunggah postingan itu. Namun, dia berdalih komentarnya itu hanya sebatas guyonan biasa.

"Saya memposting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan, gojekan sangat biasa sekali. Bahkan mungkin statement-statement yang dibuat katakanlah Ade Armando dan sebagainya itu lebih sadis ya. Tapi ini kan hanya sebuah gojekan saja terhadap kejadian seperti itu," kata Karna ditemui wartawan di Balairung UGM, Sleman, DIY, Senin (18/4/2022).


Karna menyebut ia tidak hanya mengomentari kasus Ade Armando. Banyak kasus seperti klithih, sosial ekonomi, dan kriminal lainnya. Akan tetapi hanya postingan Ade Armando yang menurutnya `digoreng`.

"Sebenarnya tidak hanya kasus Ade Armando, ada kasus klithih, kasus yang lain begal, ada kasus sosial politik, ekonomi juga yang ada di situ tapi tidak digoreng, yang digoreng hanya yang Ade Armando saja," ucapnya.

"Dalam postingan saya itu saya kira juga tidak vulgar itu hanya gojekan biasa," imbuhnya.

Ia melanjutkan, salah satu postingan yang digoreng adalah komentarnya yang berisi kata-kata `sembelih`. Ia mengklaim jika komentar itu ditujukan ke postingan lain dan tidak terkait dengan Ade Armando.

Karna menyebut ada pihak lain yang mengedit postingan itu seakan-akan untuk mengomentari Ade Armando. Postingan itu kemudian diunggah di grup Facebook Kagama oleh orang tanpa sepengetahuannya.

"Ada kata-kata disembelih, padahal kata-kata disembelih itu berasal dari statement di postingan lain, bukan dalam konteks Ade Armando," tegasnya.

"Saya, kata sembelih itu juga tidak pada Ade Armando, pada konteks lain yang diambil orang itu diedit dan masukkan satu frame bahwa saya melakukan ujaran kebencian. Padahal hanya guyonan saja dan pemilihan diksinya," imbuhnya.

Postingan lain yang membuat gaduh adalah tentang kolase foto beberapa tokoh dengan caption `SATU PERSATU DICICIL MASSA`. Dalam unggahan itu, foto Ade Armando dicoret.

Sekali lagi, Karna berkilah jika unggahan itu hanya sebatas guyonan. Postingan itu pun dia ambil dari postingan lain.

"Itu memang, itulah gojekan ini. Memang saya mengupload itu sebagai gojekan wah ini dicicil massa itu juga ambil dari postingan lain, terus ada dicicil massa itu sebenarnya guyonan," sebutnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria diduga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Karna Wijaya menjadi sorotan karena diduga menulis ujaran kebencian terhadap pegiat media sosial Ade Armando. Pihak UGM menindaklanjuti dengan memanggil yang bersangkutan.

Akun Twitter @MurtadhaO*** yang mengunggah postingan dugaan ujaran kebencian dari Karna Wijaya. Ada kolase foto yang disebut ujaran kebencian kepada Ade Armando diduga oleh Karna Wijaya yang kini sudah hilang.

Kabag Humas dan Protokol UGM Dina W Kariodimedjo mengatakan kampus telah memantau kasus yang menyeret nama Karna Wijaya.

"Kami ingin menginformasikan bahwa UGM memiliki Dewan Kehormatan Universitas yang akan menindaklanjuti dugaan pelanggaran etika," kata Dina kepada wartawan, Minggu (17/4).

Dina mengatakan UGM selama ini telah mengingatkan seluruh civitas akademika untuk bijak dalam bermedsos.

"UGM juga senantiasa mengingatkan kepada seluruh warganya untuk berperilaku sesuai dengan jati diri UGM dan menjunjung tinggi etika, termasuk dalam penggunaan media sosial," terang dia.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar