Dedi Mulyadi

Memaknai Patung di Purwakarta dan Calon Jabar Kahiji

Senin, 28/02/2022 10:00 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dan Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Istimewa)

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dan Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Dedi Mulyadi selama ini dikenal sebagai mantan Bupati Kabupaten Purwakarta 2 periode semenjak tahun 2008 hingga 2018.  Seperti diketahui saat menjadi Bupati Purwakarta ia dikenali oleh masyarakat luas karena memiliki kepemimpinan yang unik dan nyentrik.

Beberapa kebijakan Dedi selama jadi Bupati juga cukup mengundang perhatian publik Indonesia khususnya Jawa Barat. Seperti diketahui bila saat ini Kabupaten Purwakarta banyak sekali bangunan patung, hal tersebut dibangun untuk menyalurkan kreatifitas seni.
 
Dedi mengatakan sebuah kreatifitas seni memiliki energi inspiratif sehingga jika tidak diberikan ruang, maka secara otomatis akan mempersempit ruang inspirasi bagi sebuah komunitas masyarakat.
 
"Alasan saya bangun beberapa patung itu untuk ekspresikan unsur seni karena jika ruang seni dipersempit maka energi inspiratif tidak akan ter-transendensi kepada kita. Akhirnya, manusia tidak lagi imajinatif. Kalau sudah begini, tidak ada ide, maka biasanya impor imajinasi dari luar," kata Dedi kepada Law-Justice.
 
Politisi Partai Golkar tersebut menyatakan imajinasi dalam seni yang ia salurkan saat menjadi Bupati Purwakarta harus berdasarkan karakter wilayah tersebut. 
 
Dedi mengatakan saat di Purwakarta ia membangun karya seni berbentuk tokoh pewayangan yang memang mengilhami penyebaran Agama Islam di Tanah Sunda dan Nusantara pada umumnya. Dedi menyebut cara itu juga dilakukan agar masyarakatnya tidak berkiblat pada super hero hasil imajinasi impor.

"Saya membangun itu agar tokoh-tokoh pewayangan di kita itu sejajar dengan Batman, sejajar dengan Superman. Masa super hero luar negeri lebih disukai sementara super hero bangsa sendiri dilupakan," katanya.

Terkait dengan pelayanan, RT/RW di Purwakarta juga sudah melakukan kerja secara online. Secara jangka panjang, ia menyebut ruang publik yang memiliki nilai seni dan tertata dengan rapi dapat menjadi salah satu andalan destinasi wisata bagi daerah. 
 
Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisata dan menggenjot pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah. "Tentu APBD Purwakarta itu kecil, tetapi bisa membangun ruang publik yang ramai dikunjungi orang, kita punya air mancur, kita punya taman-taman yang namanya berkarakter Sunda," ungkapnya.
 
Gagal di Pilkada 2018 Namun Sukses ke Senayan
 
Seperti diketahui, bila pria yang akrab disapa Kang Demul tersebut sempat mencoba peruntunganya untuk maju di Pilkada Jabar 2018. Demul ketika itu diusung oleh Dua Partai yakni Partai Golkar dan Partai Demokrat sebagai Cawagub bersama Deddy Mizwar yang ketika itu menjadi Cagub.
 
Ia menyebut dalam Pilgub Jabar kemarin merupakan pertarungan yang sangat sengit karena semua calon memiliki latar belakang yang menjanjikan. Saat itu, strategi yang digunakan oleh Pria yang lahir Tanggal 11 April 1971 itu adalah dengan mengandalkan dua strategi.
 
“Ketika itu Ada dua kunci untuk bersaing di Pilgub Jabar, yaitu bergantung pada kemampuan daya jelajah wilayah dan kemampuan mendekati jaringan masyarakat," katanya.
 
Meski akhirnya ia kalah dari Ridwan Kamil, ia mengakui kalau ia selalu berusaha untuk menjelajahi wilayah Jawa Barat bahkan sampai saat ini. Hal tersebut karena menurutnya ia ingin mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi dimasyarakat luas.
 
Setelah itu, ia mencoba untuk membantu selesaikan masalah tersebut dan bila bisa ia akan bantu selesaikan masalah tersebut. "Saya suka menyelesaikan berbagai masalah rakyat kecil karena kebahagian bagi saya kalau bisa membantu menyelesaikan masalah rakyat kecil,” ujarnya.
 
Meski akhirnya kalah dalam pertarungan Pilkada Jabar 2018, Demul menuturkan ia tidak akan patah semangat untuk terus mengabdi ke masyarakat. Hal tersebut, dibuktikan dengan ia akhirnya maju sebagai Calon Anggota Legislatif dari daerah pemilihan Jabar VII (Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bekasi).
 
"Saat itu setelah saya kalah di Pilgub Jabar, saya ke Jakarta untuk menempuh jalur DPR RI," tuturnya. Langkah tersebut tidak sia-sia karena Demul akhirnya terpilih menjadi Wakil Rakyat dengan suara lebih dari 100.000.
 
Saat ini, Demul menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membahas isu terkait Pertanian, Kelautan, Lingkungan dan Kehutanan. Demul menyebut alasan ia memilih menjabat di Komisi IV karena sejak awal ia berminat pada isu yang berada di Komisi tersebut.

Menurutnya, lingkungan, kehutanan, kelautan dan pertanian adalah hal yang harus disegerakan diselamatkan di Indonesia. “Ya pertama saya seneng, aspek yang harus segera diselamatkan di negeri ini adalah lingkungan, kehutanan, kelautan, pertanian,”  sebutnya.

Selain itu, Demul juga mengatakan bahwa sangat jarang orang yang menyuarakan soal lingkungan, kehutanan, kelautan, serta pertanian. “Karena itu jarang orang menyuarakan,” ujarnya.
 
Hobi `Jalan-jalan` Hingga Ditegur Mahasiswa
 
Setelah resmi menjadi Anggota DPR RI, Demul kerap kali melakukan `jalan-jalan` dan  ia mengabadikan momen tersebut dalam akun media sosialnya. Seperti diketahui, Demul kerap beraksi di akun medsosnya terutama akun youtubenya yang saat ini sudah memiliki 3 juta subscriber.
 
Dedi keberatan jika video dalam channelnya tersebut dianggap sebagai konten karena menurutnya, semua yang ia lakukan tidak dibuat rencana. "Saya mah tidak pernah bikin konten, yang ada hanyalah perjalanan yang direkam oleh kamera kemudian diposting," ungkapnya.
 
Dedi memaparkan saat ini zaman sudah memasuki era digital, sehingga dengan adanya media sosial setiap kegiatan dan pekerjaan bisa dilihat langsung oleh masyarakat.

Pasalnya, sebagai pejabat publik kalau tidak mempublikasikan apa yang dilakukan, publik akan menyangka kalau pejabat tersebut dianggap tidak berkerja. Ia tidak memungkiri bila apa yang ia lakukan banyak dinilai sebagai bentuk pencitraan dan ia mengakui hal tersebut.

“Ya benar itu pencitraan, karena setiap pejabat publik harus punya citra dan citra itu harus dilakukan secara konsisten. Bukan pura-pura atau dadakan. Ada kamera pura-pura pungut sampah, ada kamera pura-pura peluk orang miskin, di depan kamera empatinya tinggi, bukan itu,” paparnya.

“Tapi ada kamera atau tidak ya tetap kita melakukan apa yang menjadi tradisi hidup kita,” sambungnya. Demulpun mengakui bila selama ia melakukan kegiatan tidak jarang mendapatkan protes dari segelintir orang.
 
Salah satunya adalah ketika ada seorang mahasiswa yang menegur Demul karena sedang melakukan bersih-bersih. Mahasiswa yang bernama Yudha Dawami Abdas itu secara spontan menegur Demul dan kini telah viral di medsos.
 
Demul ketika itu ditanya oleh seorang mahasiswa apa dasar hukum untuk melakukan bersih bersih tersebut. Bahkan Demul menceritakan ketika itu, Mahasiswa yang bernama Yudha tersebut menilai kalau Demul merupakan Anggota DPR RI rasa Satpol PP.
 
Ia merespon hal tersebut dengan santai karena menurutnya lebih baik menjadi Anggota parlemen rasa Satpol PP dari pada hidup tak punya karya. “Saya katakan bahwa lebih baik menjadi anggota parlemen rasa Satpol PP dibanding hidup tidak punya rasa dan tidak punya karya,” tegasnya.
 
Meski begitu, ia mengucapkan terimakasih kepada Mahasiswa yang bernama Yudha tersebut karena melalui kritik yang disampaikan oleh Mahasiswa tersebut ia semakin bersemangat untuk berkarya.
 
Demul mengucapkan Yudha sebagai seorang mahasiswa tentu saja bebas untuk berbicara dalam menyampaikan aspirasinya. "Begitupun dengan warga Negara Indonesia lainnya. Namanya juga mahasiswa, tidak ada salahnya,” ucapnya.
 
Peluang Jabar Kahiji
 
Sejumlah lembaga Survei menyebut bila Demul memiliki peluang untuk bisa maju di Pemilihan Gubernur Jawa Barar Tahun 2024. Elektabilitas Demul terus mengalami kenaikan dan terus menjadi pesaing bagi Petahana Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
 
Menanggapi hal tersebut, Demul tidak ingin berspekulasi lebih jauh, untuk sekarang ia lebih memilih fokus menjadi Anggota DPR RI. Ia mengakui khawatir bila ia memikirkan elektabilitas akan berdampak pada pengabdiannya.
 
“Saya bekerja mengabdi pada warga dengan berbagai kegiatan sosial dan budaya tidak mau dikaitkan dengan urusan elektabilitas. Ini karena akan mengurangi keikhlasan dalam mengabdi,” ujarnya,
 
Ia memaparkan tingginya elektabilitas untuk menjadi Jabar Kahiji menjadi apresiasi tersendiri bagi Demul. Andai kata sekarang mendapat apresiasi seperti itu, Demul merasa sangat beruntung bisa mendapatkan elektabilitas tersebut.
 
Iapun mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah mempercayai dirinya sehingga ia mendapatkan elektabilitas tinggi untuk maju menjadi Jabar Kahiji. “Hatur nuhun (terima kasih). Terima kasih atas apresiasi warga Jawa Barat terhadap diri saya,” paparnya.
 
Meski begitu ia tidak ingin kegiatan yang saat ini dilakukan dikorelasikan dengan elektabilitas dirinya untuk menjadi Gubernur Jabar. Saat ini, ia mengakui kalau dirinya menjalani kegiatan tersebut adalah murni untuk mengabdi kepada masyarakat.
 
"Niat saya murni untuk mengabdi jadi memang tidak ada kaitannya dengan elektabilitas saya," tutupnya saat mengakhiri wawancara dengan Law-Justice.co.

 
 

 

(Givary Apriman Z\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar