Sejumlah Kebijakan `Gila` China di Olimpiade Musim Dingin Beijing

Minggu, 06/02/2022 07:32 WIB
Olimpiade Beijing 2022 resmi dibuka (sindonews)

Olimpiade Beijing 2022 resmi dibuka (sindonews)

Jakarta, law-justice.co - Menjelang Olimpiade, China menerapkan sejumlah aturan `gila` demi menekan penyebaran virus corona.

China sendiri memang menerapkan aturan ketat dalam melewati pandemi Covid-19. Dengan strategi nol-Covid, otoritas negara itu kerap melakukan penguncian (lockdown) dan tes massal di area yang terdeteksi kasus positif Covid-19.

Berikut sejumlah kebijakan `gila pemerintah China untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022:

1. Wajibkan Pelayan dan Bartender Pakai APD

China mewajibkan pelayan dan bartender di sekitar area Olimpiade untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) demi mencegah penyebaran virus corona.

Di kota Zhangjiakou, bartender dengan baju hazmat terlihat meracik koktail mereka. Pelayan di kota itu juga melakukan pekerjaan mereka dengan APD.

Pemandangan ini terlihat di Kondominium Nanshanli, di mana sebagian besar tamunya merupakan jurnalis ataupun personel Olimpiade. Tak hanya di Zhangjiakou, peristiwa ini juga terjadi di sekitar area Olimpiade yang terletak di Beijing, dikutip dari Reuters.

2. Larang Warga Dekati Delegasi Olimpiade Meski Terlibat Kecelakaan

Kepolisian Beijing melarang warga mendekati delegasi Olimpiade Musim Dingin, meski mobil mereka terlibat kecelakaan.

"Jika terjadi kecelakaan lalu lintas dengan kendaraan khusus untuk Olimpiade Musim Dingin, harap tetap menjaga jarak aman," kata Biro Manajemen Lalu Lintas Beijing dalam sebuah unggahan di Weibo, seperti melansir cnnindonesia.com.

Larangan ini diterapkan demi menghindari pelanggaran protokol kesehatan Olimpiade dan mencegah penularan Covid-19, terutama terkait delegasi dan atlet.

3. Gunakan Sistem `Gelembung` di Area Olimpiade

China memutuskan menggunakan sistem `bubble` atau `gelembung` untuk membatasi area Olimpiade dengan warga sipil untuk mencegah penularan virus corona. Orang yang berada di dalam `gelembung` harus melakukan tes harian dan harus menggunakan masker setiap waktu.

Orang-orang juga tak bisa meninggalkan gelembung sampai acara olahraga berakhir.

Sistem `bubble` ini membuat atlet, pelatih, dan beberapa pejabat lain bisa bepergian menggunakan transportasi resmi, tetapi tak bisa berjalan-jalan di ruang publik.

Dalam gelembung raksasa ini, ada 4.500 atlet sampai pada Kamis (3/2) dan 20.000 relawan lokal.

4. Tes Massal 2 Juta Warga Beijing Jelang Olimpiade

China melakukan tes massal terhadap dua juta warga Beijing jelang Olimpiade Musim Dingin. Pengujian ini dilakukan setelah pemerintah mendeteksi klaster Covid-19 beberapa pekan menjelang acara olahraga tersebut.

Otoritas lokal mengidentifikasi distrik Fengtai di selatan Beijing merupakan episentrum dari klaster Covid-19 terbaru. Beijing sendiri mendeteksi 43 kasus infeksi virus corona baru pada 23 Januari lalu.

Sebanyak dua juta warga di area tersebut akan diuji. Masyarakat yang berasal dari wilayah berisiko tinggi juga dilarang meninggalkan kota.

5. Buru-buru Lockdown Area Sekitar Beijing

China gerak cepat menerapkan penguncian wilayah (lockdown) di sekitar Beijing sepekan menjelang Olimpiade Musim Dingin. Akibat lockdown dadakan tersebut, warga kebingungan.

Seorang staf pencegahan Covid di China mengonfirmasi, sekitar 1,2 juta orang di kawasan New Area, Xiong`an, tak diizinkan untuk meninggalkan kompleks perumahan mulai 25 Januari.

Masyarakat Xiong`an pun kebingungan, apalagi lockdown ini dilakukan menjelang Hari Raya Imlek.

"Sepertinya saya tak bisa pulang ke rumah untuk merayakan Tahun Baru Imlek," ujar seorang pengguna Weibo.

Beberapa netizen China juga mempertanyakan kepentingan memberlakukan lockdown di Xiong`an.

"Apakah (lockdown) itu dibutuhkan? Kenapa kami tak bisa pergi jika area tersebut dianggap berisiko rendah?" kata salah satu pengguna Weibo.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar