Selalu Meroket Setiap Tahun, Pemerintah Didesak Stabilkan Harga Pangan

Kamis, 06/01/2022 20:14 WIB
Ilustrasi Pangan di Pasar (Foto: Istimewa)

Ilustrasi Pangan di Pasar (Foto: Istimewa)

[INTRO]
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Ermarini mengatakan kenaikan harga pangan yang melonjak tajam pada awal tahun 2022 harus disikapi oleh pemerintah. 
 
Anggia mengatakan intervensi pemerintah yang efektif harus hadir untuk menstabilkan harga pangan. Walaupun kenaikan harga pangan memang selalu terjadi setiap tahun, ia ingin kenaikan harga tersebut tidak terlalu ekstrem.

“Di negara kita hampir setiap tahun mengalami (kenaikan harga pangan) itu. Namun, mulai akhir tahun sampai awal tahun ini harga pangan terutama sangat tinggi sekali. Ternyata kita tidak punya kebijakan yang bisa menstabilkan harga. Harusnya negara hadir di situ. (Maka perlu) ada intervensi efektif untuk bisa menstabilkan harga,” kata Anggia kepada wartawan, Kamis (06/01/2022).

Menurutnya, tanpa ada intervensi pemerintah yang efektif, kenaikan harga pangan ini menyebabkan situasi dan kondisi yang pelik. Ketika musim panen, harga pangan bisa jatuh di bawah harga pasaran, namun pada saat masa tanam, harga pangan bisa melonjak.

Perlu diakui, petani diuntungkan jika harga pangan melonjak tajam. Akan tetapi, di sisi lain, daya beli konsumen menjadi turun tajam.

Oleh karena itu, politisi PKB tersebut berharap pemerintah tegas mengintervensi harga pangan agar stabil sehingga tidak menimbulkan kesenjangan harga yang signifikan. Salah satu intervensi tersebut bisa dilakukan dengan menyediakan gudang penyimpanan sesuai standar.

"Tidak hanya itu saja, intervensi alur distribusi perlu disederhanakan sekaligus ditegaskan melalui kebijakan negara," ujarnya.

Sehingga, Legislator dapil Jawa Timur VI itu berharap koordinasi antar stakeholder perlu diperkuat agar infrastruktur hingga pada kebijakannya nanti menuju satu tujuan yang sama. Diantaranya, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, hingga Bulog.  

Terakhir, kehadiran bantuan sosial sembako juga perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pangan dasar masyarakat bisa terpenuhi, salah satunya telur.

“Ini kan kearifan lokal, menurut saya penting dipertimbangkan. Ketika kita memberikan bantuan sosial, tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat, tetapi bisa juga menstabilkan harga,” pungkas Anggia.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa inflasi indeks harga konsumen mencapai 0.57 persen, di mana komponen harga bahan pokok turut menyumbang porsi besar dalam inflasi tersebut. Berikut daftar komoditas pangan yang melonjak tajam seperti cabai rawit, minyak goreng, telur ras ayam, cabai merah, ikan segar, daging ayam ras.

(Givary Apriman Z\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar