Hutan Kalimantan Menyusut Bikin Bumi Suhu Naik 1 Derajat

Sabtu, 27/11/2021 01:20 WIB
Indonesia Jadi Salah Satu Negara Pembabat Hutan Terbanyak  ,Foto news.detik.com

Indonesia Jadi Salah Satu Negara Pembabat Hutan Terbanyak ,Foto news.detik.com

law-justice.co - Indonesia merupakan hutan hujan terbesar ketiga di dunia. Meskipun deforestasi telah melambat secara nyata sejak 2015, namun ketika ekonomi masih digerakkan oleh pertanian, sektor kayu, dan pertambangan, maka berarti potensi penebangan hutan masih terjadi.

Hutan purba Indonesia seluas Mesir

Menurut Global Forest Watch  ,  adalah aplikasi web open-source untuk memantau hutan global dalam waktu dekat,   pada tahun 2001, Indonesia memiliki 93,8 juta hektar (230 juta hektar) hutan primer, yakni hutan purba yang sebagian besar tidak terganggu oleh aktivitas manusia. Besaran hutan purba tersebut bahkan disebut sama dengan luas area Mesir. 


Global Forest Watch memberikan akses data gratis berupa sistem pemantauan dan pengawasan daring terhadap kawasan hutan, menciptakan transparansi tentang yang terjadi pada hutan di seluruh dunia sehingga mendorong masyarakat.

Bisa mencoba akses http://www.globalforestwatch.org

Antara tahun 2002 dan 2018

Ilmuwan Terkeju dengan temuan studi terbaru yang menyebut penggundulan hutan di Kalimantan menyebabkan kenaikan suhu hampir satu derajat Celcius dalam 16 tahun terakhir di Berau. Padahal, dunia baru memanas satu derajat Celcius lebih dari 150 tahun setelah era revolusi industri.
Para peneliti menggunakan informasi citra satelit untuk menentukan berapa banyak tutupan pohon yang hilang di Berau antara tahun 2002 dan 2018.

Hal ini disampaikan dalam laporan studi yang diterbitkan di Lancet Planetary Health. Hasilnya, pembabatan hutan di Kalimantan bisa meningkatkan suhu harian maksimum di Berau hingga 0,95 derajat Celcius antara tahun 2002 dan 2018.

 Kenaikan ini disebabkan oleh deforestasi atau pembukaan lahan hutan seluas 4.375 kilometer persegi (1.690 mil persegi) di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Sehingga, Berau kehilangan 17 persen tutupan pohon selama periode itu.

Wolff mengatakan bahwa perubahan semacam itu dalam waktu singkat sangat mengejutkan.

"(Padahal) dunia menghangat sekitar satu derajat...dalam lebih dari 150 tahun," ujar penulis utama Nicholas Wolff dari Nature Conservancy kepada AFP membandingkan dengan peningkatan suhu yang ada di atas tingkat pra-industri.

Menurutnya, peningkatan suhu di Berau lebih tinggi dari daerah-daerah lain di Indonesia yang relatif lebih stabil dalam 16 tahun terakhir.

Lebih dari 91 persen pelepasan kawasan hutan sebelum Pak Jokowi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membantah tudingan banyak izin usaha di kawasan hutan yang dikeluarkan pada era Presiden Joko Widodo melalui Menteri LHK Siti Nurbaya.

Nunu Anugrah dalam keterangan resmi , Lebih dari 91 persen pelepasan kawasan hutan, atau seluas lebih dari 6,7 juta hektare, selama 36 tahun terakhir, berasal dari era sebelum Pak Jokowi dan Ibu Siti Nurbaya menjabat," tutur Kepala Biro Humas KLHK, 

"Hutan-hutan ini hilang dalam seminggu atau sebulan dan tiba-tiba Anda hanya hidup dalam kenyataan yang jelas sangat berbeda sekali," imbuhnya.

Selama ini, studi mengenai efek pemanasan global terhadap kesehatan dan kematian sebagian besar dilakukan terhadap negara-negara maju di utara yang diasumsikan sebagai studi global.

"Hanya sedikit penelitian yang melihat bagaimana dampak pemanasan global kepada mereka yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan yang paling sedikit bertanggung jawab," imbuh Wolff.


Bisa tingkatkan angka kematian
Selain itu, deforestasi yang menyebabkan kenaikan suhu global juga sekaligus membuat peningkatan kematian para pekerja di wilayah yang rentan.

"Panas dari deforestasi dan perubahan iklim membunuh pekerja di negara-negara hutan tropis dan menurunkan keamanan bekerja," kata Wolff.

Kenaikan suhu ini juga membuat waktu aman bekerja di luar ruangan berkurang 20 menit per hari. Penurunan keamanan bekerja di luar ruangan ini memicu perkiraan peningkatan 104 kematian.

Menggunakan pemodelan iklim, studi ini memproyeksikan bahwa di bawah skenario peningkatan suhu 3 derajat Celcius dari suhu di era pra-industri (atau penambahan 2 derajat Celcius pada 2018), maka angka kematian dapat meningkat sekitar 260 per tahun.

 

Pada 2020, area tersebut telah berkurang sekitar 10 persen. Padahal menurut Wolff, hutan merupakan penyejuk udara alami.

"Hutan mungkin adalah pilihan terbaik untuk beradaptasi dengan perubahan iklim di negara-negara ini. Pilihan yang lebih penting adalah mempertahankan apa yang tersisa. Namun membangun kembali kawasan yang terdeforestasi adalah pilihan penting," sebutnya.

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar