Beber Menteri Ada Kepentingan di 2024, Faisal Basri: Jangan Entertain!

Senin, 18/10/2021 12:55 WIB
Ekonom Senior Faisal Basri (Monitor.id)

Ekonom Senior Faisal Basri (Monitor.id)

Jakarta, law-justice.co - Ekonom Faisal Basri menyarankan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) igunakan untuk membantu rakyat yang lagi kesusahan.

Faisal mengatakan demikian untuk menyoal anggaran untuk proyek Ibu Kota Negara (IKN), Food Estate atau Lumbung Pangan, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ia menilai, proyek itu yang tidak perlu.

"Jadi kalau penduduk miskinnya 20 juta, yang dibayar pemerintah JKN-nya 90 jutaan, tapi di atas itu hidupnya juga belum tenang namanya insecure, kira-kira pengeluaran per harinya Rp 25.000 sebelum pandemi ya, setelah pandemi dia akan jatuh," ujar Fasial, Senin (18/10/2021).

Dengan alasan di atas, dia meminta Bendahara Negara untuk mengerem anggaran proyek IKN, Food Estate, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang kini bisa didanai APBN.

"Bukan mengiyakan semua yang diinginkan oleh para Menteri dan Presiden. Tunjukkan konsekuensi-konsekuensinya, seperti dulu Pak Boediono (mantan Menko Perekonomian) dan Bu Sri Mulyani itu berani mengatakan tidak dalam pembangunan monorel kepada Wakil Presiden," katanya.

Faisal Basri juga mendorong pemerintah agar menghapus kebijakan royalti batu bara 0%, dan tax holiday untuk smelter nikel.

"Jadi ayo kita tidak ada kompromi terhadap oligarki. Jadi yang dapat jangan itu-itu saja lah, bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sekarang harga batubara US$ 240 dolar ton, pemerintah tidak ada minat untuk mengenakan bea keluar untuk batu bara sebagaimana dikenakan terhadap CPO. Padahal di CPO ada jutaan petani, kan nggak ada petani batu bara," ucapnya.

"Kementerian Keuangan jangan entertain politisi, jangan entertain para Menteri yang kepentingannya banyak mau 2024 nanti," sambung Faisal.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar