Gelontorkan Dana Rp 222,37 M, Grup Salim Borong Lagi Saham Bank Mega

Jum'at, 08/10/2021 12:05 WIB
Bank Mega menorehkan pertumbuhan laba bersih sebesar 32 persen (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi Rp1,56 triliun. ANTARA/HO-Bank Mega.

Bank Mega menorehkan pertumbuhan laba bersih sebesar 32 persen (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi Rp1,56 triliun. ANTARA/HO-Bank Mega.

Jakarta, law-justice.co - Di kuartal akhir tahun 2021, ekspansi bisnis Grup Salim terus berlanjut. Kali ini, lewat PT Indolife Pensiontama, Grup Salim menambah porsi kepemilikan saham di PT Bank Mega Tbk (MEGA).

Aksi ini memperkuat posisi Salim Group di Bank Mega setelah masuk sebagai pemegang saham pada akhir 2020 lalu.

Indolife Pensiontama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan dana pensiun. Anggota grup usaha milik taipan Anthony Salim itu berdiri pada 1991 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP 585/KM.13/1991.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, Grup Salim menambah kepemilikan dengan membeli 25,85 juta lembar saham Bank Mega pada Rabu, 6 Oktober 2021.

Dengan pembelian ini maka porsi kepemilikan Indolife Pensiontama di Bank Mega naik dari dari 6,07 persen menjadi 6,44 persen.

Saat ini pemegang saham utama sekaligus pengendali Bank Mega adalah Chairul Tandjung lewat PT Mega Corpora dengan kepemilikan saham 58 persen. Sedangkan publik menggenggam 35,9 persen saham.

Berdasarkan data perdagangan pada Rabu, 6 Oktober 2021, harga saham Bank Mega ditutup pada level Rp 8.600. Dengan begitu Indolife merogoh sekitar Rp 222,37 miliar untuk transaksi borong saham kali ini.

Indolife pertama kali masuk menjadi pemegang saham terbesar kedua di Bank Mega pada akhir 2020 setelah memborong 422,8 juta lembar saham dengan total nilai Rp 2,7 triliun. Saat itu konglomerasi Salim ini masuk pada harga Rp 6,726 per lembar saham.

Masuknya Salim membuat harga saham Bank Mega kala itu melonjak drastis. Apalagi pasar modal Tanah Air sedang disemarakkan dengan fenomena window dressing. Pada 14 Januari 2021 harga saham Bank Mega mencapai titik tertinggi pada harga Rp 13.075, nyaris dua kali lipat dari harga beli Grup Salim.

Kini, saat Grup Salim lewat Indolife Pensiontama memborong lagi saham MEGA menjelang window dressing, akankah harga saham MEGA kembali terbang?

Kinerja Keuangan

Sepanjang 2021, kinerja keuangan Bank Mega terbilang moncer. Bila merujuk pada kinerja keuangan perusahaan, Bank Mega mengalami peningkatan jumlah laba yang signifikan secara year on year.

Pada Triwulan II Tahun 2021 laba bersih tumbuh sebesar 32 persen (YoY) menjadi Rp 1,56 triliun dari Rp1,18 triliun pada periode sama tahun lalu. Sementara laba sebelum pajak tumbuh sebesar 33 persen (YoY) dari Rp 1,46 triliun menjadi Rp1,94 triliun.

Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib mengatakan pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) yang naik sebesar 23 persen (YoY) dari Rp 1,98 triliun menjadi Rp 2,4 triliun.

Pada Juni 2021, Total Aset Bank mengalami kenaikan sebesar 3 persen (YTD) menjadi Rp 115,87 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 112,20 triliun.

“Faktor lain yang menjadi penyumbang kenaikan laba Bank Mega diperoleh dari adanya penurunan biaya operasional bank sebesar 9 persen (YoY) dari Rp 1,70 triliun menjadi sebesar Rp 1,54 triliun sebagai hasil dari program efisiensi dan digitalisasi yang dilakukan Bank”, ujar Kostaman dalam keterbukaan informasi.

Secara keseluruhan performa keuangan perusahaan melonjak 2 kali lipat dibanding sebelum pandemi. Earning per share (EPS) naik dari Rp 288 per lembar saham pada 2019 menjadi proyeksi Rp 432 pada 2020, dan diproyeksikan bisa mencapai Rp 432 hingga akhir tahun nanti.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar