Ini Alasan Utama Epidemiolog Tolak Pelonggaran PPKM Darurat

Sabtu, 24/07/2021 09:24 WIB
Epidemiolog Dicky BUdiman minta PPKM Darurat tak dilonggarkan karena angka kematian tinggi (Tribunnews)

Epidemiolog Dicky BUdiman minta PPKM Darurat tak dilonggarkan karena angka kematian tinggi (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah belum memutuskan apakah penerapan PPKM Darurat akan terus berlanjut. Meski demikian, Epidemiolog berharap penerapan PPKM tetap bertahan, karena angka kematian kasus Covid-19 makin tinggi. Apalagi, jika berkaca pada kasus baru pada Jumat (23/7) yang tercatat bertambah 49 ribu.

"Belum sebetulnya (bagi) kita waktu untuk melonggarkan ini (PPKM) tentunya," kata Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman seperti dilansir dari detikcom, Jumat (23/7/2021).

Hal ini dikarenakan jumlah kasus infeksi di Indonesia masih tinggi-tingginya. Bahkan, terang Dicky, kasus Corona harian RI sedang menuju puncaknya.

Meski begitu, Dicky menyadari PPKM sangat berdampak pada ekonomi masyarakat. Ia menyarankan agar pemerintah juga menguatkan testing, tracing, dan treatment.

"Oleh karena itu saya memberi opsi solusi saran pertama bahwa kita kembali pada memilih strategi yang memiliki daya ungkit yang besar terhadap semua sektor baik kesehatannya, maupun ekonomi. Apa itu? yaitu testing, tracing, dan karantina, treatment yang harus luar biasa sekarang harus ekstrem kita lakukan misalkan satu juta tes per hari dan merata terutama fokusnya tentu di Jawa, Bali, sama Madura itu wajar," imbuh Dicky.

Selain itu, vaksinasi juga harus digenjot pemerintah. Untuk beberapa aturan, Dicky setuju pemerintah meneruskan kebijakan work from home. "WFH 100% untuk yang memang sektor bisa dirumah," ujar Dicky.

Pakar epidemiologi UGM Citra Indriani juga menyebut PPKM tidak perlu dilonggarkan. Meski begitu, katanya, bantuan dari pemerintah juga harus disalurkan secara cepat ke masyarakat yang terdampak.

"Saya kira masih perlu diperpanjang ya, belum saatnya untuk (PPKM) dilonggarkan sekarang, perlu diimbangi dengan gelontoran bantuan untuk masyarakat," terang Citra.

Diketahui, Indonesia kembali mencatatkan rekor kematian dan kesembuhan pada Jumat (23/7). Ada 1.566 pasien Corona dinyatakan meninggal dunia dan 38.988 pasien dinyatakan sembuh kemarin.

Kasus baru Corona kemarin, juga terbilang besar, yaitu sebanyak 49.071 kasus.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar