Patut Dicontoh! Warga Lampung Buat `Gerakan Jaga Tetangga` yang Isoman

Minggu, 11/07/2021 22:55 WIB
Ilustrasi Isolasi mandiri (Kompas)

Ilustrasi Isolasi mandiri (Kompas)

Bandar Lampung, law-justice.co - Masyarakat Lampung, khususnya di Bandar Lampung nampak semakin banyak yang terpapar COVID-19. Sejumlah masyarakat yang terpapar virus ini terpaksa harus menjalani isolasi di rumah sakit atau tempat tertentu bahkan isolasi mandiri.

Terbatasnya aktivitas pasien saat isolasi mandiri menggerakkan hati sejumlah warga Perumnas Way Halim membuat Gerakan Jaga Tetangga. Dimana kegiatan ini untuk membantu tetangga yang sedang isolasi di Perumnas Way Halim, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung.

Rislaini (54) warga RT 5 LK 3 Kelurahan Way Halim merupakan salah satu penggerak kegiatan sosial ini. Baginya, setiap tetangga yang sedang terpapar COVID-19 jangan dikucilkan, tapi diberikan motivasi untuk sembuh.

"Kegiatan kami ya sebenarnya hanya sekadar membantu meringankan beban dan memberikan dukungan. Jadi, kalau ada tetangga yang sedang isolasi mandiri di rumah kita bantu untuk membelikan kebutuhan pokok maupun obat-obatan," jelasnya.

Asal dana, lanjutnya, dari donasi sejumlah warga sekitar juga. Dari RT 5, 6, dan 7 di lingkungan III Kelurahan Way Halim.

"Beberapa ada yang menitipkan uang juga untuk kegiatan ini, yang kemudian kita kasihkan ke tetangga-tetangga yang sedang isolasi mandiri. Baik dalam bentuk makanan pokok, buah-buahan, ataupun fasilitas kesehatan," lanjutnya.

Kegiatan jaga tetangga ini, tujuannya selain membantu pemenuhan kebutuhan bahan pokok untuk tetangga yang sedang isolasi mandiri di rumah karena COVID-19, juga menghubungkan dengan fasilitas kesehatan apabila kondisi pasien isolasi mandiri memburuk.

"Tapi, kita juga tetap hati-hati, tetep jaga protokol kesehatan saat memberikannya (kepada warga yang terpapar COVID-19)," tambahnya.

Ibu yang memilki dua anak ini mengatakan kegiatan sosial yang ia bangun bersama warga sekitar berawal dari tetangganya yang meninggal dunia tujuh hari lalu. Dimana tetangganya juga terkonfirmasi COVID-19 dan dimakamkan sesuai protokol kesehatan (prokes).

"Seminggu yang lalu tetangga kami meninggal di RSUD Abdul Moeloek. Karena untuk berjaga-jaga kita fasilitasi juga untuk suami dan anak almarhumah swab. Biar tahu apakah juga terpapar apa enggak," katanya.

Dari biaya tes juga ditanggung dari keuangan kegiatan sosial ini. Hal ini dilakukan supaya tidak terlalu membebani tetangga yang baru ditinggalkan sang Istri. Dukungan moral juga diberikan, supaya tidak merasa bahwa COVID-19 ini aib. Sehingga, semangat untuk sembuh semakin kuat.

"Kita kasih dukungan, biar kalau ada apa-apa bisa minta bantuan ke kita. Biasanya orang kan takut, malu, karena berpikir COVID-19 ini aib. Padahal tidak seperti itu, semua bisa terpapar juga," kata Rislaini.

Dari kegiatannya ini, salah satu ibu penggerak PKK Kelurahan Way Halim ini berharap siapapun warga yang terpapar COVID-19 jangan sungkan meminta bantuan. Tetangga adalah saudara terdekat, apapun kondisinya ia berharap tidak malu untuk meminta pertolongan dengan tetangganya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar