Dokumen IPO Bukalapak Bocor, 5 Perusahaan Penjamin Terungkap

Rabu, 23/06/2021 16:05 WIB
Dokumen IPO Bukalapak bocor ke publik (Keuangan.co)

Dokumen IPO Bukalapak bocor ke publik (Keuangan.co)

Jakarta, law-justice.co - Rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT. Bukalapak bocor ke publik. Hal itu terjadi setelah pelaku pasar modal dikejutkan dengan beredarnya dokumen mini expose. Mini expose biasanya dipaparkan calon emiten ketika hendak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam dokumen paparan mini tersebut, terungkap jadwal IPO (timeline), beserta dengan konsultan hukum dan perusahaan penjamin emisi (underwriter) sekuritas global dan domestik. Disebutkan Bukalapak akan menawarkan saham maksimal sebanyak 25% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.

Selain itu, bersamaan dengan IPO, Bukalapak juga akan menawarkan saham alokasi untuk karyawan alias employee stock allocation (ESA) sebanyak maksimal 0,1% dari total saham IPO yang ditawarkan.

Tak hanya itu, Bukalapak juga akan mengalokasikan saham untuk manajemen dalam program management and employee stock option plan (MESOP) maksimal hingga 4,9% dari total penawaran dan modal disetor setelah IPO.

Menariknya, perseroan mengajukan kode saham untuk disetujui BEI yakni BUKA.

Perseroan menunjuk setidaknya 5 penjamin emisi yang terbagi atas joint global coordinator: UBS (global), BofA Securities. Lalu joint bookrunners: UBS (global), BofA Securities, dan Mandiri Sekuritas. Lalu joint lead managing underwriters: PT Mandiri Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas. Kemudian domestic underwriters: PT UBS Sekuritas Indonesia.

Terkait hal ini, VP of Corporate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu mengatakan perusahaan berfokus pada strategi berkelanjutan yang memberikan nilai tambah kepada partner dan pengguna perusahaan.

"Kami senantiasa mengeksplorasi kesempatan bagi perusahaan untuk terus bertumbuh dan berkembang secara finansial," kata diaseperti dilansir dari cnbcindonesia, Rabu (23/6/2021).

"Namun, untuk saat ini, kami belum membuat keputusan apapun. Fokus kami saat ini adalah terus mencari strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi para partner dan pengguna untuk waktu-waktu mendatang," lanjutnya.

Sebelumnya pihak BEI menyebutkan memang sudah ada dokumen masuk kendati belum menyebutkan secara pasti dokumen milik Bukalapak.

"Terkait dengan e-commerce dalam pipeline, terdapat e-commerce yang telah menyampaikan dokumen. Untuk nama calon perusahaan tercatat, Bursa belum dapat menyampaikan sampai dengan OJK telah memberikan persetujuan atas penerbitan prospektus awal kepada publik sebagaimana diatur di OJK Peraturan Nomor IX.A.2," ungkap Gede Nyoman Yetna, Selasa (8/6/2021).

Sementara itu, manajemen PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), pemegang saham Bukalapak, dalam paparan publik, menyatakan bahwa anak perusahaan EMTK, yaitu PT Kreatif Media Karya, memang memiliki saham di PT Bukalapak.com.

"Yang mana [Bukalapak] sedang dalam proses pengajuan permohonan penawaran umum saham perdana di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengenai besaran saham dan perolehan dana akan dibicarakan dan ditentukan oleh manajemen internal BukaLapak," tulis manajemen EMTK.

Sebelumnya, rencana penawaran saham salah satu raksasa e-commerce Indonesia, Bukalapak, memang sudah ramai dibahas pasar.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/6/2021), rencana IPO ini diperkirakan senilai US$ 800 juta atau setara Rp 11,40 triliun, menurut dua orang sumber yang mengetahui rencana tersebut.

IPO Bukalapak merupakan salah satu dari dua perusahaan teknologi besar yang berencana tahun ini dan sedang dinantikan pelaku pasar domestik selain GoTo.

IPO ini diperkirakan akan menjadi yang terbesar di Indonesia dalam 10 tahun dan terbesar yang pernah ada di sebuah negara, yang dilakukan sebuah startup. Setelah itu, kemungkinan IPO GoTo menjadi tonggak berikut yang menjadi terbesar setelah Bukalapak.

Memanfaatkan peningkatan tajam dalam minat investor di sektor teknologi yang berkembang pesat di Asia Tenggara, Bukalapak, perusahaan e-commerce terbesar keempat di Indonesia, akan melepas 10% hingga 15% saham perusahaan dari valuasi sekitar US$ 4 hingga US$ 5 miliar, kata sumber tersebut.

Prospektus pencatatan disebut telah disampaikan ke BEI. Hasil IPO berkisar antara US$ 500 juta dan US$ 800 juta, tergantung permintaan investor dan kondisi pasar.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar