Perhatian! Ini Deretan Saham yang Berpotensi Cuan Usai Libur Lebaran

Senin, 17/05/2021 07:57 WIB
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Jakarta, law-justice.co - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,17 persen pada perdagangan pekan lalu dari 5.928 menjadi 5.938.

Pada perdagangan singkat menjelang libur Lebaran, investor asing mencatatkan beli bersih senilai Rp222,5 miliar.

Analis Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo menilai indeks masih berpotensi menguat terbatas dengan rentang di 6.000-6.025 karena beberapa hal.

Pertama, dampak positif dari reli agresif pasar saham di Amerika Serikat (AS), seperti Dow Jones, S&P, dan Nasdaq.

Selama libur Lebaran, pasar bursa AS naik agresif, sejalan dengan pernyataan Presiden AS Joe Biden mengizinkan warganya yang sudah divaksin penuh untuk tidak mengenakan masker.

Lucky menyebut efek `kecipratan` dari reli bakal berlangsung pada pekan ini. Apalagi mengingat saat ini pasar aset kripto sedang negatif. Menurutnya, pasar saham bakal menjadi pilihan investor kala kripto sedang lesu.

Mengutip coinmarketcap.com, berbagai mata uang kripto kompak tak berdaya selama sepekan terakhir. Salah satunya, bitcoin yang terjun 21 persen ke level US$45 ribuan, ethereum koreksi 9,02 persen ke US$3.500an, dan binance coin merosot 16 persen ke level US$555.

Untuk diketahui, selama beberapa bulan terakhir, pasar bursa RI terus melandai. Volume transaksi terus menurun disertai dengan koreksi sehingga menahan indeks di level 5.900an.

Padahal pada awal tahun IHSG sempat berada di level 6.400-an. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo dan berbagai analis pasar modal menduga koreksi dipicu peralihan dana dari pasar bursa ke pasar kripto.

Dugaan ini juga diperkuat dengan jumlah investor di pasar kripto yang dua kali lipat lebih besar dari pasar modal. Bappebti mencatat angkanya menembus 4 juta investor.

Namun, mata uang kripto dalam beberapa hari terakhir mengalami gejolak setelah Elon Musk mengkritisi dampak penambangan bitcoin terhadap lingkungan. Ia menyatakan perusahannya, Tesla, tidak lagi menerima bitcoin sebagai mata uang transaksi.

Mendengar pengumuman tersebut, harga bitcoin terjun bebas, diikuti uang kripto lainnya. Tak berhenti di situ, teranyar, Musk seakan mengisyaratkan kalau Tesla telah menjual bitcoin yang dibelinya sebesar US$1,5 miliar.

Pada Senin (17/5) dini hari, lewat akun Twitternya, ia membalas cuitan sebuah akun yang menyebut bitcoin bakal anjlok selama kuartal ke depan begitu mengetahui Tesla sudah melepas kepemilikannya.

"Memang (indeed)," jawab Musk singkat.

Tak lama berselang, harga kripto merosot 8 persen.

Reli aset kripto yang diharapkan dapat menjadi instrumen pembayaran multi dimensi menggantikan uang kartal tersandung ucapan Musk. Selama pasar kripto melemah, Lucky menilai investor bakal beralih ke pasar modal.

"Akibat pernyataan Elon Musk, pasar lebih memilih instrumen yang lebih menarik selama kripto lagi negatif, pilihannya pasar saham," katanya seperti melansir cnnindonesia.com.

Selain itu, ia menyebut sentimen positif lainnya berasal dari kinerja komoditas minyak yang bertahan di atas US$60 per barel dan emas di level US$1.850 per tray ons. Ini, lanjutnya, membuktikan pasar masih likuid.

Meski bertebaran faktor yang dapat menggairahkan indeks kembali, namun ia menilai penguatan masih terbatas karena investor khawatir dengan penyebaran pandemi.

Pasar khawatir bakal terjadi lonjakan kasus covid-19 dalam 1-2 pekan ke depan akibat mobilitas mudik Lebaran.

Untuk pekan ini, ia merekomendasikan koleksi saham PT Astra International Tbk (ASII), menyambut momentum harga murah kala koreksi. Ia menargetkan ASII di posisi 5.700-6.100 dari level saat ini di 5.225.

Kemudian, ia juga merekomendasikan saham di sektor perbankan dengan pilihan saham BBCA, BBNI, BMRI, dan BBRI. Adapun target yang dipasangnya secara berturut-turut sebesar 34.992, 5.967, 6.372, dan 4.309.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyarankan investor untuk memantau ketat pergerakan rupiah yang saat ini cenderung melemah akibat dampak dari inflasi di AS.

Meningkatnya inflasi di AS berdampak bagi pasar obligasi Asia, tak terkecuali Indonesia. Walau tak serentan Korea Selatan dan Thailand, namun terhadap Indonesia, inflasi di AS mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

"Jadi kenaikan inflasi yang berpotensi mendorong kenaikan imbal hasil rill AS juga tidak baik bagi nilai tukar rupiah dan obligasi Indonesia," jelasnya.

Sementara, kenaikan bursa Wall Street dan mayoritas bursa Eropa, serta dukungan kebijakan moneter longgar dari The Fed membuka peluang IHSG menguat di awal pekan.

Selain itu, ia menyebut pelaku pasar akan mencermati peningkatan kasus covid-19 di dalam negeri pasca libur lebaran. Dia meramal IHSG bergerak dengan support di level 5.883-5.800 dan resistance di level 6.005 sampai 6.102.

Adapun saham-saham pilihannya adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN), PT Kawasan Industri Jabadeka Tbk (KIJA), dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dengan strategi beli saat koreksi (buy on weakness).

Dia menyarankan membeli JPFA di area 1.860-1.910 dengan target 1.995-2.140. Lalu, MAIN dengan area beli 810-855 dan target jual 895-925.

Kemudian, KIJA dengan area akumulasi 190-198 dan area jual 200-210 dan TBLA dengan rekomendasi beli 840-865 dan jual di posisi 895-915.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar