Pemilu Israel, Kompetisi Depak Benjamin Netanyahu dari Jabatan PM

Senin, 22/03/2021 12:43 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto: The Independent)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto: The Independent)

law-justice.co - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berharap kesuksesan vaksinasi Covid-19 Israel menjadi keuntungan politiknya untuk memenangkan pemilu Israel.

Israel mengadakan pemilu keempatnya dalam dua tahun pada Selasa, yang diharapkan akan menyelesaikan kebuntuan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tapi Netanyahu, politisi dominan di generasinya, adalah tokoh yang terpolarisasi di Israel. Dan untuk pertama kalinya para penantang dari seluruh spektrum politik berlomba-lomba untuk mengakhiri pemerintahan panjang "Raja Bibi".

Sekilas pemilu Israel tahun ini

Pemilu kali ini Sama dengan tiga yang terakhir, tetapi di tengah pandemi virus corona.


Netanyahu, 71 tahun, saat ini sedang menghadapi dakwaan korupsi, yang dia bantah. Dia dituduh melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, di mana persidangannya telah dimulai dan diperkirakan akan dilanjutkan pada bulan April, dikutip dari Reuters, 22 Maret 2021.

Selain itu, ekonomi Israel telah terpukul parah oleh pandemi, dan kemarahan publik meningkat atas penanganan krisis oleh Netanyahu, hingga vaksinasi dimulai pada bulan Desember.

Tapi slogan baru Netanyahu adalah "Vaccination Nation" dan dia mengatakan dialah satu-satunya yang bisa mencapai program inokulasi cepat seperti itu.

Pemimpin terlama Israel itu juga memuji terobosan diplomatik Israel sejak Agustus dengan negara-negara Teluk, Maroko dan Sudan, yang semuanya ditengahi oleh Amerika Serikat.

Bagaimana menurut survei?


Tidak ada yang jelas siapa yang unggul dalam pemilu kali ini.

Partai Likud sayap kanan Netanyahu diperkirakan akan muncul sebagai partai terbesar, tetapi kalah dari mayoritas di 120 kursi Knesset (parlemen Israel) dan tidak dapat dengan mudah membentuk pemerintahan koalisi, yang berarti situasi ini mirip dengan tiga pemilu sebelumnya.

Sementara survei menunjukkan mayoritas kecil orang Israel ingin Netanyahu keluar dari jabatannya, oposisi yang terfragmentasi juga tidak memiliki jalur yang jelas menuju kekuasaan, dengan tidak ada kandidat yang setuju untuk memimpin kubu anti-Netanyahu.

Tiga stasiun TV utama Israel melakukan penghitungan cepat pada Selasa pukul 10 malam. Hasil aktual akan mulai tersedia sampai hingga Rabu, tetapi hasil akhir diharapkan sekitar hari Jumat. Dan hasil akhir seringkali berbeda dengan exit poll.

Siapa saja pesaing Netanyahu?

Dalam tiga pemilu terakhir, saingan Netanyahu berasal dari sayap kiri. Kali ini dia menghadapi tantangan baru dari pesaing sayap kanan juga.

YAIR LAPID, 57 tahun, mantan menteri keuangan dan pembawa acara TV, yang memimpin partai kiri-tengah Yesh Atid. Partainya yang saat ini menjadi oposisi diprediksi menempati urutan kedua setelah Likud.

GIDEON SAAR, 54 tahun, mantan menteri kabinet yang mundur dari Likud untuk mendirikan partai New Hope, bersumpah untuk mengakhiri pemerintahan Netanyahu. Seperti Likud, partainya menentang kedaulatan Palestina, meskipun kampanye Saar berpusat pada pemerintahan yang bersih dan membangun ekonomi.

NAFTALI BENNETT, 48 tahun, mantan ajudan Netanyahu, menteri kabinet, dan miliarder teknologi tinggi yang mengepalai partai Yamina yang sangat keras dan bersaing dengan Saar untuk menjadi pemimpin sayap kanan Israel berikutnya.

BENNY GANTZ, 61 tahun, mantan jenderal yang partai Biru dan Putih-nya terpecah setelah dia bergabung dengan Netanyahu dalam sebuah koalisi persatuan. Dia berpendapat perlunya pemerintah persatuan nasional, tetapi banyak pendukung sentrisnya sangat marah.


Popularitas Gantz merosot dan jajak pendapat menunjukkan partainya mungkin tidak memenangkan kursi apa pun di pemilu Israel setelah kesepakatan koalisi dengan Benjamin Netanyahu.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar