Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Peringkat ke-4 Ternyata Bohong

Rabu, 24/02/2021 21:43 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Maucash)

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Maucash)

Jakarta, law-justice.co - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim nomor empat diduga tidak benar. Pasalnya, menurut data pertumbuhan ekonomi tahun 2020, Indonesia menempati peringkat ke-31. Pencapaian ekonomi Indonesia kalah jauh dari negara-negara di Afrika seperti Rwanda, Ethiopia dan Ghana, bahkan dari negara-negara di Asia Tenggara seperti Myanmar dan Laos.

Klaim soal capaian ekonomi Indonesia sebelumnya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perkonomian Airlangga Hartarto. Lewat akun Instagram @airlanggahartarto_official, Sabtu 21 Februari 2021, Airlangga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 menempati peringkat 4 setelah Vietnam, Tiongkok dan Korea Selatan.

Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut prestasi ekonomi tersebut didapat di tengah kondisi pandemi Covid-19 karena didorong upaya pemulihan ekonomi nasional yang sudah berada dalam jalur yang benar.

Klaim ekonomi Indonesia menempati peringkat 4 juga disampaikan Kementeri Keuangan. Data kementerian yang dipimpin Sri Mulyani menempatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia (-2,1%) berada di bawah Vietnam (2,9%), Tiongkok (2,3%)dan Korsel (-1,0%). Bahkan Kemenkeu menyebut kontraksi ekonomi Indonesia tahun 2020 relatif moderat, bahkan salah satu yang terkecil di antara negara-negara G20 dan ASEAN.

Soal data tipu-tipu oleh Airlangga dan Kemenkeu dibongkar analis ekonomi dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra. Sangat mudah, kata Gede, mendapatkan data tentang pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia.

"Karena saya meragukan klaim pemerintah itu, saya periksa data pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia. Ternyata yang saya temukan adalah setidaknya ada 30-an negara yang pertumbuhan ekonominya pada tahun 2020 lebih baik dari Indonesia," katanya kepada KATTA.
Gede membenarkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah Vietnam, Tiongkok dan Korsel. Namun begitu tidak lantas Indonesia menempati urutan 4 sebab ada puluhan negara yang pertumbuhan ekonominya lebih baik dari Indonesia.

"Kalau dalam ilmu statistik, teknik pemerintah ini namanya "cherry picking". Hanya memilih data yang pas agar hasilnya bagus sesuai keinginan, sementara data yang tidak pas tidak dipilih," tambahnya.
"Bagaimanapun, luar biasa upaya klaim tim ekonomi pemerintah. Tidak pernah berhenti memberi angin sorga kepada publik. Semua cara dilakukan seolah kita semua bodoh sehingga tidak bisa verifikasi kebenaran klaim mereka," demikian kata Gede Sandra

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar