Warga Jangan Kaget, Usai Tracing Angka Kasus Covid-19 Bakal Melonjak

Rabu, 10/02/2021 15:07 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi (Tribun)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan kasus corona di Indonesia akan melonjak beberapa waktu ke depan. Penyebabnya, pemerintah bakal memasifkan testing dan tracing di 98 kabupaten/kota.

"Penguatan penggunaan rapid antigen ini adalah ditujukan untuk deteksi lebih dini. Jadi yang akan kita lihat penambahan kasus positif. Tetapi kasus-kasus positif ini adalah kasus positif dengan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala atau OTG. Dan sudah positif pada pemeriksaan hasil labnya," kata Nadia dalam jumpa pers virtual di Youtube Kemenkes, Rabu (10/2/2021).

Untuk mereka yang bergejala ringan atau tak punya gejala, penanganannya dengan isolasi mandiri (isoman). Atau apabila memungkinkan di tempat isolasi terpusat yang disediakan pemerintah.

"Ini jadi bagian strategi selain penguatan testing dan tracing, kita juga penguatan isoman. Isoman ini kembali lagi bersama kader kesehatan, satgas di tingkat lurah, desa, dan RT dan RW untuk membantu masyarakat melakukan isoman," urai Nadia.

Di sisi lain, kata dia, kasus corona berat atau yang membutuhkan ICU hanya 5-15 persen. Jadi kalau kita bisa deteksi lebih dini, isolasi lebih dini, sebenarnya RS atau fasilitas pelayanan kesehatan (fayankes) tidak akan terlalu berat menangani kasus yang berat atau kritis.

"Tetapi tetap kita antisipasi, sekitar 30-40 persen terjadi peningkatan kasus," tutur Nadia.

Nadia juga mengingatkan, hasil positif COVID-19 melalui rapid test antigen kini terhitung setara dengan positif melalui pemeriksaan via RT PCR. Artinya, akan dicatat sebagai kasus konfirmasi.

"Kami ingin sampaikan lebih awal supaya masyarakat paham mengapa kemudian pertambahan kasus COVID-19 itu bisa terjadi pada saat kita melakukan akselerasi testing ini. Karena otomatis dengan kita semakin banyak melakukan tes, memperluas tes, tentunya epidemiologi ya, bukan tes untuk pelaku perjalanan, kita akan semakin banyak menangkap kasus positif tanpa gejala," urai dia.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar