Alasan Menyentuh Pigai Tak Lapor ke Polisi Meski Dihina Abu Janda

Sabtu, 06/02/2021 06:36 WIB
Aktivis HAM Natalius Pigai ungkap alasan tak mempolisikan Abu Janda ( foto; bataraonline.com)

Aktivis HAM Natalius Pigai ungkap alasan tak mempolisikan Abu Janda ( foto; bataraonline.com)

Jakarta, law-justice.co - Pegiat Media Sosial Permadi Arya atau Abu Janda tengah menjalani proses hukum di Bareskrim Polri karena diduga menghina Natalius Pigai dengan tindakan rasis. Meski kini Abu Janda sudah ditangani polisi, hal itu bukan karena aktivis HAM itu yang melaporkan, tetapi KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).

Menurut Pigai, sebenarnya kasus rasis yang terjadi di Tanah Air bukan kali ini saja terjadi. Sejak lama kasus ini bergulir. Dia sendiri kerap mendapat perlakuan buruk, bahkan jika diterjemahkan dalam angka, kasus rasisme sejak 2016 dikatakan sudah lebih dari jutaan kali.

Pigai lantas mengungkap alasan mengapa dia tak mau melaporkan Abu Janda ke Polisi. Katanya, dia kasihan dengan anak, istri, dan orang-orang di belakangnya. Maka itu, amarah lalu dikesampingkan.

“Saya tak menganut asas pemidanaan, saya tak suka memidanakan orang. Kalau dia dipidana yang sulit bukan dia, tapi anak-istrinya, saudara-saudaranya, apalagi dia tulang punggung keluarga,” kata Pigai seperti dikutip dari siaran Inews, Jumat (5/2/2021).

“Jangankah saya mau lakukan memidanakan orang, berpikir saja tidak pernah.”

Lebih jauh, Pigai justru tertarik untuk mempelajari apa latar belakang Abu Janda berkata demikian padanya. Termasuk ada siapa di belakangnya. Apakah ternyata ada bagian dari power sistem yang ikut bermain, walau Abu Janda tidak masuk dalam official-nya.

Namun jika tidak, Pigai hanya akan menganggap itu biasa saja, dan bagian dari konsekuensi perjuangan memimpin kaum kecil dan lemah. Putra asli Papua itu menganggap jika kebebasan ekspresi tidak bisa dibatasi di ruang publik dengan kekuatan hukum. Maka itu, dia menegaskan tak mau memidanakan orang karena kasus demikian.

Pigai menganggap sebenarnya apa yang disampaikan Abu Janda adalah pertanyaan, bukan pernyataan. Baginya, apa yang disampaikan Abu Janda bukanlah pemikirannya sendiri. Sebab pernyataan itu sebenarnya adalah pernyataan dari sebuah buku karangan Rusia soal evolusi.

Maka itu, Pigai kemudian bertanya-tanya, sebab tidak mungkin itu bisa keluar dari mulut Abu Janda yang dinilai hanya memiliki referensi terbatas. Sebab itu biasanya keluar dari orang yang punya kemampuan intelijen tinggi.

“Saya jujur ya, pernyataan itu sangat berbahaya. Tetapi saya tak pernah benci, justru dia bertanya. Kalau memang dia bertanya saya tinggal datang ke penelitian molekuler di RSCM, atau ke antropologi ragawi di UGM,” katanya.

Walau begitu, dia memahami jika substansi dari apa yang disampaikan Abu Janda ke Pigai adalah rasisme. Tetapi yang pasti dia bersikeras tak akan melaporkannya ke penjara, walau sebenarnya dia tak suka dengan sikap Abu Janda.

“Saya mikir saja enggak (untuk memenjarakan). Saya memimpin, harga diri saya turun kalau saya melaporkan dia,” tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar