Denny Siregar Bongkar Taktik Jokowi Pilih Komjen Sigit Jadi Kapolri

Sabtu, 16/01/2021 12:22 WIB
Pegiat media sosial Denny Siregar bongkar taktik Jokowi pilih Komjen Listyo Sigit jadi Kapolri (monitor.co.id)

Pegiat media sosial Denny Siregar bongkar taktik Jokowi pilih Komjen Listyo Sigit jadi Kapolri (monitor.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah nama sebelumnya digadang bakal menggantikan Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri. Namun, Presiden Joko Widodo atau Jokowi hanya mengajukan satu nama alias calon tunggal kepada DPR, yakni Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Taktik Jokowi ini pun lantas diongkar oleh pendukungnya, Dennya Siregar. Menurut Denny, dirinya salut akan sikap Jokowi yang sangat berani mencalonkan Sigit sebagai calon Kapolri. Jokowi dianggap profesional menempatkan orang di luar background apa agamanya, dan dari daerah mana, serta rasnya.

“Ini tentu bertentangan dengan pikiran banyak orang yang pasti mengira Jokowi akan menunjuk Kapolri beragama Islam. Kenapa, karena takut jika ada penindakan terhadap kelompok garis keras, seolah akan jadi backfire terhadap pemerintah. Artinya kalau yang menindak agama Islam adalah seorang Kapolri yang beragama Kristen atau Katolik,” katanya di saluran Youtube 2045 seperti dikutip, Jumat (15/1/2021).

Bagi Denny, ketakutan itu tentu tak mendasar. Dimana budaya ini dianggap sudah terpelihara sejak lama. Bahkan ini pula lah yang sempat mengganjal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat dibenturkan dengan anti pemimpin daerah non muslim ketika itu.

“Janganlah, sudah saatnya berubah, bukan agama penentu jabatan seseorang. Yang dilihat ke depan harusnya bagaimana kinerja, kapasitas, dan segala macam berkaitan tentang itu. Di luar apa agamanya, sukunya, rasnya. Itu menghina intelektualitas kita,” katanya panjang.

Lebih jauh Denny menganggap Presiden Jokowi tengah berusaha membuka babak baru kehidupan Indonesia melalui penunjukkan Sigit sebagai Kapolri. Hal ini lah yang dianggap penting agar Indonesia tak selamanya terjebak dalam isu sektarian dalam mengelola negara.

Pada kesempatan itu, Denny kemudian menyinggung soal sepak terjang Sigit yang bakal jadi calon tunggal Kapolri mendatang menggantikan Jenderal Idham Aziz. Kata Denny, Sigit merupakan sosok yang sangat profesional.

Dia pulalah yang dikenal piawai membongkar kasus-kasus besar di negeri ini. Mulai dari kasus Djoko Tjandra, hingga kasus Novel Baswedan.

Di sisi lain, Sigit memang dikenal pernah bekerjasama akrab dengan Presiden Jokowi. Ya, dia adalah mantan Kapolres Solo. Beliau juga pernah menjadi ajudan pribadi Jokowi. Dari sanalah kemudian keduanya terjalin hubungan kerja sama, karena pernah akur bersama.

“Wajar saja Jokowi kemudian calonkan Sigit sebagai satu-satunya calon kapolri yang dia inginkan berkerjasama dengannya. Karena Jokowi sudah kenal, dan Sigit juga sudah kenal dengan Jokowi, mereka pernah kerjasama,” katanya.

Lantas, akankah penunjukkan Sigit menjadi orang nomor satu di tubuh Polri berarti ada kemenangan kubu Solo?

Terkait hal ini Denny membantahnya. Menurut dia, Jokowi memilih Sigit atas pertimbangan profesionalisme. Baginya, tidak ada istilah geng Solo, Pejaten, atau geng Makassar di tubuh Polri.

“Andaipun dia adalah pejabat Bintang 3 termuda yang diusul Kompolnas apakah akan membuat kegaduhan di Polri? Enggak lah. Saya kira enggak bakal ada kegaduhan. Dulu juga Tito Karnavian juga begitu. Karena Jokowi suka dengan orang-orang muda di dalam pemerintahannya.

“Bukan karena alasan senioritas. Itulah budaya yang akan dihapus oleh beliau. Sebab yang akan dilihat Jokowi adalah kinerja, kapasitas, bukan apakah dia senior atau tidak,” tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar