Titik Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Terdeteksi 23 Meter di Bawah Laut

Senin, 11/01/2021 07:36 WIB
Penemuan benda yang diduga serpihan dari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang ditemukan di sekita Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta. Benda yang ditemukan pada Minggu (10/1) diantaranya bagian belakang pesawat, kabel, sabuk pengaman dan kantong pemanas ransum. Robinsar Nainggolan

Penemuan benda yang diduga serpihan dari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang ditemukan di sekita Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta. Benda yang ditemukan pada Minggu (10/1) diantaranya bagian belakang pesawat, kabel, sabuk pengaman dan kantong pemanas ransum. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Tim SAR gabungan dikabarkan telah menemukan sinyal dari kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada hari kedua pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1).

Tak hanya itu, Tim SAR gabungan juga telah mengidentifikasi lokasi jatuhnya pesawat. Terhitung dalam dua hari pencarian, tim terus berupaya mengumpulkan berbagai puing-puing yang diduga milik pesawat Boeing 737-524 itu.

"TNI Polri terus berupaya untuk mendapatkan black box yang posisinya juga diduga kuat adalah posisi black box yang kita cari. Terbukti dua sinyal yang dikeluarkan oleh black box bisa dipantau dan kita beri marking," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Jakarta, Minggu (10/1).

Hadi menyebut Tim SAR juga bakal dibantu oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang telah mengerahkan tiga alat pencari (pinker finder) untuk menemukan black box itu.

Selain itu, Jenderal bintang empat itu juga menyampaikan posisi pesawat Sriwijaya SJ 182 saat ini ada di kedalaman 23 meter di bawah permukaan laut. Oleh sebab itu, tim hingga kini masih terus berupaya dan bersiap melakukan upaya pengangkatan badan pesawat.

Hadi menyampaikan para penyelam hanya akan mengambil potongan pesawat yang kecil. Di saat yang sama, tim menyiapkan kapal yang dilengkapi penderek (crane) untuk mengangkat badan pesawat.

"Bagian-bagian yang besar akan kita datangkan kapal yang memiliki kemampuan crane untuk mengangkat bagian-bagian tersebut," tutur Hadi.

Sementara itu, Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman menegaskan pencarian ini dilakukan selama 24 jam. Kendati demikian, pencarian dilakukan secara terbatas. Sebab tak semua kapal memiliki peralatan bawah laut seperti Mutibeam Echosounder dan Remotely Operated Vehicle (ROV).

Per Minggu (10/11) kemarin, Rasman menjelaskan jumlah personil yang terlibat seluruhnya terdata 2.571 orang. Sedangkan peralatan yang dikerahkan terdata 81 unit kapal, 12 helikopter, dan 32 peralatan darat.

Disisi lain, Basarnas memastikan titik keberadaan black box Sriwijaya Air telah ditemukan dan ditandai untuk diangkat ke permukaan.

"Kami meyakini itu black box (Sriwijaya Air) karena pancaran atau transmit emergency yang ada di dua alat tersebut," kata Kepala Basarnas Bagus Puruhito dalam konferensi pers di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021).

Menindaklanjuti hal itu tersebut KM Basudewa milik Basarnas telah merapat ke KRI Rigel.

KM Basudewa membawa peralatan milik Basarnas dan KNKT untuk menindaklnjuti pencarian black box.

"Saat ini KM SAR Basudewa telah membawa peralatan dari Basarnas dan KNKT, yaitu direction finder, merapat ke KRI Rigel," kata Bagus.

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono membenarkan informasi yang diberikan oleh Bagus Puruhito.

Ditambahkan Soerjanto, KNKT juga sudah menurunkan tiga alat pinger finder, dan alat tersebut sudah berada di KRI Rigel.

"Akan segera dilakukan oleh para penyelam dengan menggunakan portable pinger finder," ungkap Soerjanto.

Soerjanto berharap pencarian black box ini tidak akan terlalu lama.

"Mudah-mudahan tidak terlalu lama mendapatkan kedua black box tersebut," katanya.

Dalam peristiwa ini, insiden Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang dinyatakan jatuh itu terjadi saat pesawat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (9/1).

Berdasarkan rilis dari Kementerian Perhubungan, Sriwijaya Air SJ182 mengangkut total 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru. Sebanyak 40 orang dari total penumpang merupakan penumpang dewasa, tujuh di antaranya anak-anak, dan tiga bayi.

Selama pencarian hari kedua pun, Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas dan sejumlah instansi pemerintah sedang melakukan pencarian di sekitar perairan Kepulauan Seribu. Tim SAR gabungan baru menemukan serpihan-serpihan yang diduga bagian dari Sriwijaya SJ 182 dan potongan pakaian.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar