Hati-hati, 7 Kebiasaan Ini Bikin Rentan Depresi

Rabu, 28/10/2020 22:24 WIB
ilustrasi orang depresi (jurnalinews)

ilustrasi orang depresi (jurnalinews)

Jakarta, law-justice.co - Di tengah dunia yang makin canggih, banyak orang malah menjadi depresi. Ternyata, menjadi depresi itu berawal dari kebiasaan buruk sesorang.

Melansir Reader`s Digest, terdapat tujuh kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan seseorang depresi:

1. Pola Hidup Buruk

Tak berolahraga, pola makan yang buruk, terlalu banyak rebahan seharian, dan hal-hal lainnya yang bikin kamu cuek dengan badan dan kesehatan kamu bikin perasaan lama-lama akan terasa gak baik.

Kebiasaan ini bisa melemahkan energi dan mematikan pikiran. Selain itu juga bisa merusak suasana hati kamu. Jadi hindari kebiasaan tersebut dan lebih perhatian pada tubuhmu ya.

2.Sering konsumsi makanan cepat saji

Siapa, sih, yang gak suka junk food? Banyak camilan `jahat` yang enak dimakan sambil menonton film. Namun, tahukah kamubahwajunk food atau biasa disebut makanan cepat saji bisa membuat perasaan menjadi sedih?

Sebuah analisis dari penelitian tentang diet dan depresi pada tahun 2013 oleh The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa semakin sehat pola makan, semakin rendah pula risiko untuk kena depresi.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa semakin kamu sering mengonsumsi makanan olahan, maka risiko depresi pun lebih tinggi.

3. Terlalu sering menyendiri

Menghabiskan waktu sendiri atau me time emang sangat diperlukan untuk kesehatan mentalmu. Akan tetapi, terlalu sering dalam kondisi ini justru gak baik.

Psikolog klinis Susan Heitler yang juga penulis "Prescdiptions Without Pills" menekankan pentingnya membangun persahabatan yang kuat dan hubungan dengan orang lain.

“Kami bisa memberi atau menerima senyuman dan tawa,” ungkapnya. “Setiap kali kita terhubung dengan orang lain, itu adalah kesempatan untuk pertukaran emosi yang positif.” Penelitian menunjukan bahwa pertemanan sangat sehat untukmu.

4. Sering melakukan banyak hal secara bersamaan

Ponsel, laptop, dan televisi semuanya menyita perhatianmu. Beberapa orang bahkan mengonsumsi semua ini dalam satu kesempatan.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan media yang berlebihan bisa berefek buruk pada otak. Survei pada 2013 dengan 328 orang yang diterbitkan oleh Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking mengatakan orang yang multitasking media cenderung mengalami banyak gejala depresi dan kecemasan sosial.

Untuk mengatasi hal ini, cobalah pakai satu media dalam satu waktu. Atau jika perlu istirahat untuk gak menggunakannya.

5. Menghabiskan waktu dengan orang yang selalu berpikir negatif

Dikelilingi oleh teman, atasan, atau orang penting yang selalu memberikan komentar kritis atau bahkan negatif tentu bisa bikin kita tertekan dan bingung.

“Berada di sekitar seseorang yang memberikan energi negatif itu bermasalah. Itu akan membuatmu merasa sedih,” ungkap Susan Heitler.

Untuk itu bentuklah hubungan positif dengan orang lain dan cari tahu hubungan persahabatan yang beracun dan negatif.

6. Tak punya waktu untuk menyatu dengan alam

Sibuk dengan hiruk-pikuk perkotaan bisa bikin kamu cepat depresi.Sebuah studi pada 2011 oleh Central Institute of Mental Health di University of Heidelberg, menyebut bahwa tinggal di perkotaan bisa meningkatkan risiko stres dan penyakit mental

Upaya menghindari hal itu, cobalah sesekali pergi ke taman kota atau simpanlah tanaman di dalam ruangan supaya suasana lebih segar. “Ada semacam energi positif yang dihasilkan tanaman dan benda-benda alam.”

7. Sering Begadang

Pernahkah kamu mendengar pepatah, “ Tidur lebih awal dan bangun pagi membuat kamu sehat, kaya, dan bijaksana.” Ternyata pepatah tersebut benar adanya.

Menurut Journal Cognitive Therapy and Research, bahwa orang yang tidur lebih awal mengalami lebih sedikit pikiran negatif.
Meskipun waktu ideal untuk tidur bergantung pada kesibukan dan tuntutan hidup yang berbeda-beda untuk tiap orang, faktanya tidur satu jam lebih awal membuat kesehatan lebih baik.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar