Indonesia Usulkan Jalur Rempah Masuk Sebagai Warisan Dunia UNESCO

Senin, 21/09/2020 21:21 WIB
UNESCO (ist)

UNESCO (ist)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah bakal mendaftarkan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO. Pemerintah pun akan menggandeng negara-negara serumpun yang memiliki sejarah jejak jalur rempah, di antaranya Srilanka, India, Madagaskar serta Grenada.

"Kita siap mengusulkan Jalur Rempah ke UNESCO pada November 2020. Jalur Rempah ini program identitas Indonesia yang selama ini banyak dilupakan orang," ujar Ketua Komite Program Jalur Rempah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ananto K Seta, dilansir dari iNews.id, Senin (21/9/2020).

Ananto mengatakan, usulan tersebut bukan sekedar "legacy" dari masa 4.500 tahun lalu, tetapi juga menyangkut peremajaan ladang, industri obat herbal serta paket pariwisata. Melalui program usulan itu, pemerintah berupaya merekonstruksi perdagangan rempah di Nusantara yang berlangsung 4,5 milenium silam.

Dia menyebut ada dua alasan untuk menghidupkan kembali kehangatan cita rasa rempah melalui program Jalur Rempah. Menurutnya Indonesia atau Nusantara merupakan satu-satunya tempat di muka bumi yang dipilih Tuhan untuk tumbuhnya rempah-rempah.

"Contohnya pala di Pulau Banda, Provinsi Maluku dan cengkih di Ternate (Maluku Utara). Pala dan cengkih turut berkontribusi pada sejarah peradaban dunia," ujarnya.

Selain itu, jalur rempah saat itu menjadi cikal bakal perdagangan komoditas yang dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia dengan melintasi pulau dan melibatkan beragam suku. Rutenya dimulai dari timur ke barat.

Di setiap titik persinggahannya, terjadi asimilasi budaya dan kemudian membentuk Nusantara, hingga ke sejumlah negara di berbagai belahan dunia.

Ananto mengatakan, Program Jalur Rempah telah digagas beberapa tahun lalu. Tetapi, tahun 2020 ini mulai digalakkan kembali.

Pemerintah telah menetapkan tahapan yang akan dilakukan setiap tahun untuk melengkapi berbagai dokumen dibutuhkan. Diharapkan pada tahun 2024 atau 2025 sudah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Tahun 2020 misalnya, ditetapkan sebagai periode "awareness" atau membangun kesadaran masyarakat terhadap Jalur Rempah melalui beragam kegiatan sosialisasi seperti seminar dan pemutaran film. Tujuannya agar membangkitkan ingatan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi muda.

Setelah kesadaran terbangun, maka tahun berikutnya diharapkan banyak pihak termasuk lintas kementerian dan pemerintah daerah terlibat sesuai porsinya masing-masing. Baik untuk promosi paket pariwisata Jalur Rempah maupun peremajaan ladang-ladang rempah, termasuk mendorong industri obat herbal berbasis rempah-rempah asli Indonesia.

Ananto juga menambahkan, pemerintah sudah merencanakan untuk mengadakan pelayaran sebagai rekonstruksi perjalanan Jalur Rempah dari timur ke barat sampai ke sejumlah negara. Tentu dinarasikan dalam kacamata Indonesia-sentris.

"Tahun ini sebetulnya akan pelayaran rekonstruksi jalur dengan menggunakan KRI Dewaruci dan ke KRI Bima Suci milik TNI, tetapi dibatalkan karena pandemi Covid-19. Mudah-mudahan tahun 2021 bisa terlaksana," katanya.

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar