Soal Klepon Tak Islami, UAS: Lagu Lama dengan Aransemen Baru!

Minggu, 26/07/2020 11:29 WIB
Ustaz Abdul Somad (nadpost.com)

Ustaz Abdul Somad (nadpost.com)

Jakarta, law-justice.co - Penceramah Kondang, Ustaz Abdul Somad akhirya buka suara soal ramainya meme gambar "kue Klepon tak Islami` beberapa waktu lalu.

Dia menyebut peristiwa ini dengan istilah `lagu lama dengan arransemen baru` yang diduga dilakukan oleh komunis.

Hal ini disampaikan Ustadz Abdul Somad (UAS) di akun media sosial facebooknya, Sabtu (25/7/2020).

Dia menjelaskan, kue klepon dalam istilah melayu itu `Buah Melako`.

Ulama asal Sumatera itu mengisahkan kembali kisah pilu lenyapnya Kesultanan Melayu oleh ulah komunis dan mengambil hikmah dari viralnya klepon.

Berikut penuturan lengkap UAS dalam akun media sosial facebooknya:

BUAH MELAKO

Orang kampung saya yang Melayu mazhab O menyebut Malaka itu Melako. Makanan ini mereka sebut Buah Melako karena dua alasan: pertama, karena warna dan bentuknya mirip seperti buah Malaka. Berwarna hijau dan berbiji hitam di dalam. Kedua, karena mengenang Kesultanan Malaka sebagai kebanggaan orang Melayu, pernah jaya di Nusantara hingga jatuh oleh penjajah kapir Portugis pada tahun 1511M.

Malaka adalah nostalgia masa lalu. Ketika Sultan Iskandar Muda dari Kerajaan Pasai (Aceh) akan melawat Malaka, ia singgah di sebuah tanjung. Di sana ia menikah dengan Siti Ungu Selendang Bulan. Dari pernikahan itu lahir seorang anak laki-laki bernama Abdul Jalil, beliau sultan pertama kesultanan Asahan (sekarang Tanjung Balai Asahan).

dari Kerajaan Pasai (Aceh) akan melawat Malaka, ia singgah di sebuah tanjung. Di sana ia menikah dengan Siti Ungu Selendang Bulan. Dari pernikahan itu lahir seorang anak laki-laki bernama Abdul Jalil, beliau sultan pertama kesultanan Asahan (sekarang Tanjung Balai Asahan).

Sunnatullah, Patah tumbuh hilang berganti, ketika kesultanan Malaka jatuh, maka muncullah kerajaan-kerajaan Melayu Islam yang kuat hingga sekarang ini, seperti Kerajaan Johor, Kerajaan Terengganu dan beberapa kerajaan di semenanjung.

Namun tak demikian halnya dengan kerajaan-kerajaan Melayu di Sumatera Timur (Kesultanan Langkat, Deli, Serdang dan Asahan). Terjadi pergolakan revolusi sosial pada Maret 1946, sultan-sultan dibunuh. Bahkan putri Sultan diperkosa. Terbunuh pujangga besar Melayu sepanjang masa, Amir Hamzah dia bernama.

Kemarahan rakyat miskin disulut, dibakar dengan teriakan nasionalisme, padahal isinya hanyalah komunis sedang bermain menghabisi Melayu dan Islam. Dengan tumbangnya Sultan-Sultan Melayu, maka mufti sebagai simbol tertinggi ulama pun ikut hilang. Hukum Islam pun lenyap. Hanya tinggal hukum pernikahan di Mahkamah Agung, itu pun mau digugat juga di Mahkamah Konstitusi.

Lagu lama itu dilantunkan kembali dengan arransemen baru.

(Ustadz Abdul Somad)

 

 

. BUAH MELAKO. Orang kampung saya yang Melayu mazhab O menyebut Malaka itu Melako. Makanan ini mereka sebut Buah Melako...

Dikirim oleh ustadzabdulsomad_official pada Sabtu, 25 Juli 2020
 
Sebelumnya, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring menyatakan penyebaran isu kue klepon tidak islami, sama persis dengan cara PKI memojokkan Islam dan ulama pada tahun 1960-an.

Hal itu dia sampaikan sebagai respon dari maraknya pemberitaan terkait hal tersebut lewat akun twitter pribadinya.

“Dilihat modusnya, isu “Kelepon Islami” itu persis cara propaganda pki memojokkan Islam & Ulama dari zaman baheula,” kicaunya di twitter.

Mantan Presiden PKS itu menyebut, konten yang menyebut kue klepon tidak islami seolah-olah dibuat oleh umat Islam. Padahal kata dia, konten tersebut buatan komunis.

“Seolah konten dibuat kalangan Islam, padahal pihak komunis yang memproduksinya. Agar bisa mengolok, membully Islam & Ulama. Gampang dibaca. Setuju Lur?,” kicaunya lagi.

Kata dia, dulu PKI fitnah Santri dan ulama. Fitnah itu disebar secara masif oleh kader PKI. Akhirnya para ulama dan Santri dibantai.

“Sekarang: Bikin konten Isu Kelepon –> Dibuzzer masif pertama oleh kalangan “yg kita tahu siapa” –> Islam diolok-olok & dibully oleh “mereka-mereka juga”. Bisa lihat pola yang sama kan?,” cetus Tifatul, Rabu (22/7/2020).

“Apakah “kelepon” ini semacam pengalihan isu pihak-pihak tertentu yang sedang marak akhir-akhir ini? Kira-kira apa ya isu yang mau “ditutupi” dan “dialihkan” dengan isu “kelepon” ini?,” tanya Tifatul.

cuitan soal klepon tidak islami sempat trending topic di Twitter Indonesia pada Selasa malam (21/7).

Konten yang menyebut klepon tidak islami disebar oleh oknum yang mengaku sebagai Abu Ikhwan Aziz. Tapi alama toko itu tidak jelas dan tidak ditemukan di internet.

“Ada yang nemu toko Abu Ikhwan Aziz yang bilang klepon nggak islami? Nyari tokonya nggak nemu, di maps nggak ada, fb nggak ada, websitenya nggak ada,” kata Ridwan Hanif.

“Akun ig ada personal, baru jadi hari ini. Katanya jualan kurma, niat jualan nggak sih?,” tambah Ridwan Hanif.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar