Impor Sayur Capai Rp11,5 T, Janji Jokowi Setop Impor Omong Kosong

Jum'at, 29/05/2020 10:08 WIB
Presiden Joko Widodo (Foto: CNN)

Presiden Joko Widodo (Foto: CNN)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS), Edy Mulyadi menyebut janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bakal menghentikan impor pangan hanya omong kosong.

Pasalnya kata dia, Indonesia hingga kini masih impor sayuran dari Cina mencapai Rp11,5 triliun dan buah-buahan sekitar Rp22,5 triliun.

Dia mendesak Pemerintah Jokowi untuk segera merealisasikan janjinya tersebut demi melindungi para petani Indonesia.

“Ya prihatin dan miris dengan nasib para petani sayur dan buah kita karena bebearapa waktu sebelumnya beredar video petani membuang sayurannya karena harganya jatuh. Biaya produksi tidak seimbang dengan biaya harga jualnya,” ujarnya lewat video youtubenya Rabu (27/5).

Mirisnya lagi kata dia, impor dilakukan saat petani Indonesia membiarkan buah dan sayurnya itu membusuk di pohon maupun di ladang karena ongkos panenya tidak sebanding dengan harga jual.

Menurut dia, di satu sisi petani membuang sayurannya karena harganya jatuh ke paling rendah. Di sisi lain impor sayur dan buah dari Cina luar biasa besarnya masuk ke Tanah Air.

“Saya bertanya kepada Presiden Joko Widodo ketika kampanye tahun 2009 akan menyetop impor daging, buah, sayur, gula dan bawang putih. Pada saat blusukan ke sawah bertemu petani ingin memuliakan petani dengan menghentikan impor karena Impor akan membuat nasib petani menjadi terpuruk,” terang dia.

Menurut dia, banyak janji-janji yang tak terpenuhi oleh Presiden Jokowi.”Tapi jangan lupa petani kita itu jumlahnya banyak untuk menyediakan ketahanan pangan, walaupun peran mereka saat ini terus tergerus karena nilai tukar petani (NTP) semakin rendah,” tandas Edy.

Dia meminta Presiden Jokowi memenuhi janji-janjinya untuk stop impor. Namun di Indonesia sekarang data-data dimainkan semua untuk kepentingan para mafia impor.

“Ayo selamatkan petani kita karena mereka adalah rakyat indonesia dan bukan petani luar negeri, Cina, Vietnam dan Thailand,” ujar dia.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,nilai impor komoditas sayuran asal Cina mencapai USD75,37 juta, melonjak 219,31 persen atau tiga kali lipat dibandingkan Maret 2020 yang hanya USD23,60 juta. “Jadi Sayuran di sini itu maksudnya yang paling banyak adalah bawang putih asal Cina,” kata Kepala BPS Suhariyanto.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar