Tontowi Ahmad Pensiun, PBSI Merasa Kehilangan Sosok Pekerja Keras

Senin, 18/05/2020 19:35 WIB
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir (Foto: Badmintonindonesia)

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir (Foto: Badmintonindonesia)

law-justice.co - Pebulutangkis ganda campuran Tontowi Ahmad resmi memutuskan pensiun dari tim nasional bulutangkis Indonesia, Senin (18/5/2020). Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) merasa kehilangan seorang altet yang berprestasi dan pekerja keras.

"Tontowi telah mengajukan surat pengunduran diri per hari ini. PBSI mengucapkan terima kasih kepada Tontowi yang sudah berjuang dan berkontribusi dengan membawa banyak gelar juara dan mengharumkan nama bangsa Indonesia," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, dilansir dari laman resmi PBSI.

Tontowi adalah mantan rekan Liliyana Natsir yang sudah lebih dulu pensiun. Keduanya berhasil menyumbang medali emas ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Saat itu disebut sebagai puncak karier pemain kelahiran Banyumas, 18 Juli 1987.

"Setelah di Olimpiade London 2012 kita gagal menyumbang medali dari bulutangkis, di tahun 2016 bersama Liliyana/Tontowi berhasil mempersembahkan medali emas. Itu adalah jasa yang sangat dihargai oleh PBSI dan seluruh bangsa Indonesia," lanjut Budiharto.

Bersama Liliyana, Tontowi merupakan andalan Indonesia di berbagai turnamen bulutangkis level dunia. Tak hanya emas olimpiade, Tontowi/Liliyana juga merupakan Juara Dunia 2013 dan 2017. Mereka juga membuat sejarah dengan meraih gelar hat-trick di turnamen bergengsi All England pada tahun 2012, 2013 dan 2014.

"Tontowi adalah seorang pekerja keras, tekun, tidak pernah mengenal lelah, terutama kalau dia sedang dapat tantangan. Saya kira ini bisa menjadi contoh teladan bagi atlet-atlet muda, kerja keras dan disiplinnya patut dicontoh," ujar Budiharto.

Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan bahwa gantung raket adalah momen yang akan dialami oleh setiap atlet, termasuk Tontowi yang merupakan salah satu pemain ganda campuran terbaik Indonesia di mata Susy.

"Tiap atlet pasti punya batas waktu untuk mengakhiri kariernya. Tontowi menyadari hal ini, setelah mempertimbangkan, melihat situasi dan kondisi, dia memutuskan untuk mundur selamanya dari bulutangkis," kata Susy.

Susy yang merupakan peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini menuturkan bahwa mundurnya Tontowi tentunya menjadi sebuah kehilangan bagi tim pelatnas. Sebagai atlet dengan segudang prestasi, Tontowi merupakan figur panutan bagi para juniornya di pelatnas.

"Tontowi adalah salah satu atlet terbaik di sektor ganda campuran. Dedikasi, disiplin dan komitmennya luar biasa. Ini yang membuat dia bisa meraih banyak gelar juara dan masuk dalam jajaran elit dunia," ucap Susy.

(Januardi Husin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar