Masih Salat di Masjid, Menag: Gunakan Akal Sehat Hadapi Corona

Kamis, 30/04/2020 21:01 WIB
Menag Fachrul Razi (Tirto.id)

Menag Fachrul Razi (Tirto.id)

Jakarta, law-justice.co - Sebagian masyarakat di berbagai daerah tetap melaksanakan ibadah di masjid, meski pemerintah saat ini sudah mengeluarkan himbauan untuk beribadah di rumah saat pandemi Corona (COVID-19).

Oleh karena itu, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta masyarakat untuk menggunakan akal sehat dalam melaksanakan ibadah di situasi wabah.

"Kita ingin banyak beribadah sesuai dengan kehadiran Ramadhan. Ramadhan bulan berkah, bulan pengampunan, semua ibadah di bulan Ramadhan pahalanya berlipat ganda. Ada ibadah yang tidak ada di bulan lain seperti Tarawih, zakat fitrah, nuzulul Quran. Di sisi lain ada COVID-19 yang penyebarannya sangat menakutkan, penularannya satu dengan bersentuhan kulit, batuk bersin, oleh karena itu kita menyepakati protokol kesehatan harus dihadapi antara lain menggunakan masker, cuci tangan, jangan bersentuhan, jangan bergerombol," ujar Fachrul.

Hal itu disampaikan dia dalam acara Pesan Menteri Agama untuk Umat Islam yang disiarkan secara online, Kamis (30/4/2020). Dia lantas menuturkan perlunya pemahaman dengan akal sehat masyarakat menyikapi situasi pandemi ini.

"Di sini perlu kita bicara tidak hanya rumusan ibadah, tapi juga menggunakan akal sehat. Tuhan juga mengingatkan tidak hanya meningkatkan iman dan takwa, tapi juga menggunakan akal sehat," sambungnyaFachrul mengingatkan untuk berhati-hati apabila ada masyarakat yang merasa di wilayahnya belum ada yang terinfeksi Corona. Sebab WHO telah mengeluarkan peringatan ada orang tanpa gejala (OTG), padahal sudah positif Corona.

"Kalau ada yang mengatakan `di kampung kami belum ada kena COVID-19 ini, jadi NGgak masalah salat di masjid`, WHO mengatakan sekarang banyak sekali yang terpapar COVID-19 tanpa gejala. Jadi perasaan kita, teman di samping kita sehat-sehat saja, padahal dia sudah terpapar COVID-19. Sehingga kami sarankan dengan keras nggak usahlah, kasihan nanti anda niat baik, kemudian berharap manfaat banyak tapi mudarat yang anda dapatkan," katanya.

Mantan Wakil Panglima ABRI ini mengatakan, bertawakal atau berserah diri kepada Allah SWT merupakan kewajiban. Tapi, Allah SWT memerintahkan hambanya untuk berikhtiar dalam menjalani kehidupan. Untuk itu, Fachrul meminta masyarakat untuk berikhtiar menghindari virus Corona dengan tidak berkerumun.

"Tawakal itu juga kita (jangan) mengabaikan kepentingan kesehatan atau kepentingan lain di luar masalah ketakwaan. Saya ingat ada hadis riwayat Tarmizi, ada laki-laki datang ke masjid tanpa mengikat untanya masuk ke masjid. Kemudian bertemu Rasulullah dan Rasulullah mengatakan `lebih baik kau ikat dulu untamu, baru kau tawakal`. Dengan demikian kita tidak boleh memikirkan tawakal dan mengabaikan usaha-usaha akal sehat. Gunakan akal sehatmu dalam menghadapi COVID-19 ini," tandassnya. (detikcom)

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar