Saat Tiga Lembaga Dunia Prediksi Corona Bakal Picu Krisis Pangan

Kamis, 02/04/2020 10:14 WIB
Ilustrasi Krisis Pangan. (tempo.co)

Ilustrasi Krisis Pangan. (tempo.co)

Jakarta, law-justice.co - Tiga lembaga dunia di bawah PBB, WTO, FAO dan WHO pada Rabu (1/4) memperingatkan virus corona bisa memicu potensi kekurangan pangan di seluruh dunia. Ancaman bisa menjadi kenyataan jika pihak berwenang gagal mengelola dan mengendalikan virus corona dengan baik.

Banyak pemerintah di seluruh dunia telah melakukan lockdown atau mengunci populasi mereka untuk memperlambat penyebaran virus. Tetapi mereka memandang hal itu bisa mengakibatkan perlambatan perdagangan internasional dan rantai pasokan makanan.

Padahal, pada saat bersamaan masyarakat yang sedang dikepung wabah tersebut melakukan aksi panic buying atau pembelian panik. Aksi tersebut kata mereka telah memicu kerapuhan rantai pasokan.

Pasalnya, aksi tersebut telah memicu kelangkaan barang kebutuhan pokok di sejumlah negara.

"Ketidakpastian tentang ketersediaan pangan dapat memicu gelombang pembatasan ekspor, menciptakan kekurangan di pasar global," kata mereka dalam pernyataan yang ditandatangani oleh Qu Dongyu, kepala Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Roberto Azevedo, direktur Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) seperti dikutip dari AFP, Rabu (1/4).

Mereka menyatakan peringatan itu bukan ancaman kosong. Setelah krisis keuangan global 2007, negara-negara penghasil beras India dan Vietnam membatasi ekspor untuk menangkal kenaikan harga yang diperkirakan.

Hasilnya; kerusuhan pangan terjadi di beberapa negara berkembang karena harga beras melonjak. Menurut mereka, fenomena tersebut sekarang telah terjadi. Fenomena bisa dilihat dari langkah Rusia.

Pasalnya, para pejabat di sana telah mempertimbangkan pembatasan ekspor gandum supaya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka dan memastikan harga tidak melonjak.

Mereka menyatakan jika masalah tersebut dibiarkan terus berlangsung, masalah pangan akan terjadi. Maklum, di tengah kondisi itu, tenaga kerja pertanian dan pasar mulai kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan.

"Di tengah-tengah lockdown virus corona, setiap upaya harus dilakukan untuk memastikan perdagangan bisa mengalir sebebas mungkin, khususnya untuk menghindari kekurangan pangan," kata pernyataan bersama itu.

Ekonom senior FAO Abdolreza Abbassian mengatakan mengatakan permasalahan pangan akibat virus corona sebenarnya secara kasat mata sudah bisa dilihat dari fenomena belakangan ini.

Dia percaya peristiwa di protes yang dilakukan masyarakat India karena mengalami krisis pangan saat lockdown virus corona beberapa waktu lalu.

"Itu menunjukkan kita baru berada di awal krisis ini," katanya. (CNNIndonesia).

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar