Sering Memainkan Drum Dapat Mengubah Struktur Otak Manusia

Sabtu, 14/12/2019 21:05 WIB
Ilustrasi (NPR)

Ilustrasi (NPR)

[INTRO]

Memainkan drum secara teratur selama beberapa tahun ternyata dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi otak. Perubahan struktrur itu sebaliknya tidak terlihat pada mereka yang tidak memainkan alat musik tersebut.

Hal ini terungkap dari hasil para peneliti di Ruhr-Universität Bochum. Studi  dalam skala kecil baru melihat 20 drummer profesional yang telah memainkan instrumen selama rata-rata 17 tahun, dan pada saat penelitian berlatih selama lebih dari sepuluh jam per minggu.

Para partisipan diminta untuk menjalani berbagai pemindaian MRI, sehingga para peneliti dapat menilai struktur dan fungsi otak dan membandingkannya hasilnya dengan 24 peserta yang tidak bermain musik.

Temuan yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Brain and Behavior, menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan subyek kontrol, para penabuh genderang menunjukkan perbedaan yang jelas di bagian depan corpus callosum yaitu struktur otak yang bertanggung jawab untuk perencanaan motorik dan yang menghubungkan dua bagian otak.

Di sini para penabuh genderang memiliki lebih sedikit, tetapi serat lebih tebal, yang memungkinkan mereka untuk bertukar informasi antara dua belahan, lebih cepat daripada peserta yang tidak bermain drum.

Struktur corpus callosum juga meramalkan kinerja peserta dalam tes drum - semakin tebal serat dalam corpus callosum, semakin baik kinerja drumnya. Drummer juga memiliki area otak motorik yang diatur lebih efisien.

"Sudah lama dipahami bahwa memainkan alat musik dapat mengubah otak melalui proses neuroplastik," kata co-penulis Sarah Friedrich, "Tetapi tidak ada yang sebelumnya melihat secara spesifik pada seorang drumer."

Para peneliti memutuskan untuk mempelajari kelompok musisi ini untuk pertama kalinya, karena para penabuh drum memiliki keterampilan koordinasi motorik yang unggul dan mampu melakukan tugas-tugas motorik halus yang rumit dengan kedua tangannya.

"Kebanyakan orang hanya dapat melakukan tugas motorik halus dengan satu tangan dan memiliki masalah memainkan ritme berbeda dengan kedua tangan pada saat yang sama," jelas peneliti Lara Schlaffke. "Penabuh genderang dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan untuk orang yang tidak terlatih." (The Jakarta Post)

 

(Liesl Sutrisno\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar