Harga Emas Antam dan Global Terkoreksi

Minggu, 20/10/2019 16:01 WIB
Emas (Republika.co.id)

Emas (Republika.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun tipis senilai Rp 2.000 (0,28%) menjadi Rp 707.000 per gram, dari Rp 709.000 per gram.

Harga tersebut turun pada Jumat (18/10/2019). Adapun berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam Sabtu (19/10/2019) kemarin, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram terpeleset menjadi Rp 70,7 juta dari harga kemarin Rp 70,9 juta per batang.

Melansir dari CNBC Indonesia, turunnya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang juga turun pada hari yang sama.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga turun Rp 2.000 per gram hari ini menjadi Rp 678.000 per gram dari Rp 680.000 per gram kemarin.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.489,7 per troy ounce (oz), turun 0,13% dari US$ 1.491/oz pada hari sebelumnya. Hari ini, harga emas di pasar spot belum terkinikan karena libur.

Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Harga emas global masih tetap melempem meskipun kekhawatiran resesi kembali merebak menuju akhir pekan ini yang ditandai dengan data ekonomi AS sejak hari Rabu lalu menjadi penyebab munculnya kembali isu resesi.

Departemen perdagangan AS melaporkan penjualan ritel di bulan September turun 0,3% month-on-month (MoM).Penurunan tersebut merupakan yang pertama dalam 7 bulan terakhir.

Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko yang meningkat, tetapi kali ini komoditas menguat karena harganya yang dianggap murah seiring dengan pelemahan dolar AS sehingga bukan karena kapasitasnya sebagai instrumen yang dianggap lebih aman.

Dollar Index, atau yang memiliki nama lain DXY dan USDX yang menjadi acuan nilai tukar dolar AS di hadapan enam mata uang lain, turun menjadi 97,28 semalam dari 98,3 pada akhir pekan lalu. Enam mata uang lain itu adalah euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Pelemahan itu turut membuat pergerakan harga emas Antam secara mingguan dan emas global stagnan alias tidak ke mana-mana.

Harga emas Antam akhir pekan lalu Rp 707.000 per gram untuk kepingan 100 gram sama dengan posisi hari ini, serupa dengan harga emas di pasar spot global hari ini US$ 1.489,7/oz yang juga relatif sama dengan posisi akhir pekan lalu 1.485,45/oz.

Patut diingat bahwa beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar