Meski Surplus, Garam Aceh Dibarter Beras Karena Harga Anjlok

Minggu, 22/09/2019 20:51 WIB
Petani Garam (Media Indonesia)

Petani Garam (Media Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Petani garam tradisional kembali terpukul karena harga jual yang rendah. Menurut pengakuan mereka, sejak tiga bulan terakhir harga garam anjlok dari Rp7.500 menjadi Rp3.300 per kilogram akibat melimpahnya pasokan barang di pasaran.

Panen garam memang sedang ramai di semua wilayah Indonesia, khususnya yang ada lahan garam, maupun wilayah yang memang terkenal dengan komoditas garam.
Meski ada kendala, namun para petani tetap telaten mengolah garam tradisional di area tambak garam Desa Cebrek, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Minggu (22/9/2019).

Dikutip dari RRI.co.id, akibat stok melimpah di pasaran, petani garam tradisional kesulitan memasarkan hasil panen mereka yang juga sangat melimpah.
Akhirnya, agar tetap bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari, petani garam tradisional Desa Cebrek menempuh jalan barter.

Para petani mengajak warga melakukan proses penukaran (barter) garam dengan beras di area tambak garam Desa Cebrek, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (22/9/2019).

Selain beras, para petani juga meminta warga agar mau barter dengan ikan, sayuran, sampai makanan siap saji.

 

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar