Paru-paru Remaja ini Tiba-tiba Tidak Berfungsi, Apa Sebabnya?

Sabtu, 24/08/2019 21:32 WIB
Tryson Zohfeld saat dirawat akibat paru-parunya tidak berfungsi (CBS News)

Tryson Zohfeld saat dirawat akibat paru-parunya tidak berfungsi (CBS News)

law-justice.co - Selama 10 hari, nyawa Tryston Zohfeld, 17 tahun, ditopang oleh berbagai alat dan mesin untuk membuatnya tetap hidup. Selama itu pula, dokter berusaha mencari tahu, mengapa paru-paru remaja atletis yang sebelumnya sehat ini, tiba-tiba tidak berfungsi.

Setelah beberapa tes tidak menghasilkan diagnosis yang jelas, dokter menyimpulkan bahwa kebiasaan vaping (menghisap vape atau rokok elektrik) Tryston-lah, yang menjadi biang keladinya.

"Saat dokter  mengintubasi dia, mungkin adalah hari terburuk dalam hidup saya," kata ayah Tryston, Matt Zohfeld. "Mereka melakukan rontgen, dan hasilnya, paru-parunya benar-benar sangat keruh dan berkabut.”

Salah satu dokter Tryston, ahli paru Karen Schultz, mengatakan paru-paru remaja itu telah mengalami iritasi yang menyebabkan kerusakan pada parut paru-parunya.

Pejabat kesehatan federal sedang menyelidiki peningkatan tajam dalam jumlah penyakit paru-paru parah yang mungkin terkait dengan vaping. Mereka  memeriksa 153 kasus - naik dari 94 kasus yang dilaporkan awal pekan ini - dan sebagian besar melibatkan remaja dan dewasa muda yang menggunakan rokok elektrik.

Saat ini, ada kasus di 16 negara, dua lebih banyak dari yang dilaporkan sebelumnya. Meskipun tidak ada kematian, bagi banyak orang, penyakit paru-paru ini serius, dengan konsekuensi jangka panjang yang potensial.

"Telah ada peningkatan astronomis remaja dan dewasa muda yang menggunakan rokok elektrik," kata Dr. Susan Walley, dokter anak di  University of Alabama. "Kami juga melihat lebih banyak remaja penghisap vape, yang menyiratkan bahwa mereka memiliki tingkat kecanduan yang sangat tinggi."

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, mengatakan tidak ada produk vaping spesifik yang secara pasti dikaitkan dengan semua penyakit. Dalam sebuah pernyataan kepada CBS News, produsen rokok elektrik terkemuka Juul mengatakan, pihaknya memonitor laporan-laporan tersebut,  dan mengaku memiliki sistem pemantauan keamanan yang kuat.

CDC mengatakan, dalam banyak kasus, pasien mengatakan kepada petugas kesehatan bahwa mereka baru saja menggunakan produk vaping dengan THC, bahan aktif dalam ganja, di samping e-rokok tradisional dengan nikotin.

"Poin utama yang ingin saya sampaikan kepada orang tua adalah bahwa e-rokok tidak aman," kata Walley. "Kami melihat beberapa efek kesehatan yang sangat, sangat mengkhawatirkan dan kami benar-benar tidak tahu persis apa yang akan ditunjukkan oleh data jangka panjang."

Dokter mengatakan, luka parut di paru-paru Tryston memiliki efek yang dapat bertahan lama. Tetapi ia berharap, Tryston yang sudah mulai pulih, tetap menjalani apa yang disebutnya "kehidupan yang cukup normal”.

Dengan adanya laporan terbaru ini, CDC mendorong petugas kesehatan nasional agar waspada tentang lonjakan penyakit paru-paru, dan mendesak mereka untuk mencari kemungkinan koneksi ke penggunaan e-rokok. (CBS News)

 

(Tim Liputan News\Reko Alum)

Share:




Berita Terkait

Komentar