Alasan Vietnam Meminta Kapal Cina Hengkang dari ZEE

Sabtu, 17/08/2019 11:21 WIB
Ilustrasi Laut Cina Selatan. (Foto: ft.com)

Ilustrasi Laut Cina Selatan. (Foto: ft.com)

Jakarta, law-justice.co - Otoritas Vietnam mendesak pihak Cina menarik sebuah kapal peneliti minyak beserta kapal-kapal pendampingnya untuk keluar dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara di Asia Tenggara itu. Permintaan dilontarkan Vietnam di tengah ketegangan sebulan terakhir di perairan tersebut.

Kondisi itu, dinilai berpotensi memicu masalah global karena Amerika Serikat menantang klaim-klaim maritim yang ditekankan Cina.

Reuters pada Selasa melaporkan bahwa kapal peneliti Haiyang Dizhi 8, yang dioperasikan oleh Badan Survei Geologi Cina, telah kembali ke wilayah tersebut dengan didampingi oleh setidaknya dua kapal penjaga pantai China.

"Vietnam sudah melakukan kontak dengan China untuk menyampaikan protes atas pelanggaran yang dilakukannya secara berulang-ulang, dan menuntut China menarik kelompok kapal tersebut dari perairan Vietnam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Le Thi Thu Hang dalam pernyataan seperti dilansir Antara pada Jumat (16/8/2019).

Sedikitnya lima kapal penjaga pantai milik Cina mengawal kapal periset tersebut dan paling tidak dua kapal Angkatan Laut Vietnam membuntuti kapal-kapal Cina itu pada Jumat malam, menurut data Marine Traffic, sebuah laman yang melacak pergerakan kapal.

Haiyang Dizhi 8 pertama kali memasuki zona tersebut di bawah pengawalan kapal penjaga pantai milik Cina pada Juli dan tampaknya melakukan penelitian seismik di perairan itu.

Masalah terbaru itu telah mengobarkan sentimen anti-Cina di Vietnam. Ketegangan sebelumnya antara Beijing dan Hanoi, menyangkut wilayah perairan yang disengketakan itu, telah memicu gerakan protes di Vietnam.

Pekan lalu, polisi membubarkan para pengunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Cina di Hanoi. Mereka menentang operasi penelitian yang dilancarkan oleh kapal itu beserta kapal-kapal pengawalnya.

Setelah Haiyang Dizhi 8 meninggalkan ZEE Vietnam pada 7 Agustus, kapal survei itu melepas jangkar di Fiery Cross Reef, sebuah pulau buatan yang dikuasai Cina dan dibangun di karang Laut Cina Selatan, yang disengketakan serta diklaim kepemilikannya oleh Vietnam dan Filipina.

Hang mengatakan dalam pernyataan pada Jumat (16/8/2019) bahwa Vietnam bertekad melindungi kepentingan-kepentingannya yang sah di daerah itu.

"Pihak berwenang Vietnam akan terus mengambil langkah melindungi kedaulatan, hak kedaulatan dan yurisdiksi sesuai dengan hukum yang berlaku di Vietnam dan hukum internasional," tegas Hang.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar