Banyak Korban Meninggal, Sandi Uno Minta Polisi Tak Brutal

Sabtu, 25/05/2019 14:50 WIB
Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Istimewa)

Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Calon Wakil Presiden dari pasangan nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno meminta aparat kepolisian agar tidak represif dan brutal terhadap pengunjuk rasa. Sebaliknya dia berharap aparat dapat memberikan perlakuan yang berbeda dengan pelaku kerusuhan.

Ini dikatakan Sandi terkait viralnya video pengeroyokan yang diduga seorang remaja dibawah umur oleh sejumlah aparat Brimob yang diduga dilakukan di Jalan Kampung Bali XXXIII, Jakarta Pusat, dekat Masjid Al-Huda.

"Kami tentunya prihatin dan sangat menyayangkan. Aparat kepolisian agar membedakan antara pembuat rusuh dengan pengunjuk rasa," katanya pada acara buka puasa bersama Partai Gerindra DKI Jakarta dan Pemuda Pancasila Jakarta di kediaman politisi Gerindra Inggard Joshua di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (24/5/2019).

Menurut mantan Wagub DKI Jakarta ini,  pembuat rusuh tentunya harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku, sementara pengunjuk rasa, selama aksinya masih dalam koridor hukum, sesuai yang disampaikan Wapres Jusuf Kalla, tentunya tidak ditindak dengan represif dan brutal.

"Kami mengimbau semua pihak menahan diri agar tidak menambah eskalasi. Apalagi ini bulan suci Ramadan," katanya.

Seperti diberitakan sebelummya, pada Jumat kemarin sebuah video yang menggambarkan lebih dari sembilan polisi menganiaya seseorang yang diduga remaja dibawah umur hingga tewas, viral di media sosial, 

Dari video berdurasi 1,20 menit yang diposting @Astuty64 terlihat, di awal video polisi berpakaian hitam-hitam (Brimob) menyisiri pemukiman penduduk  untuk mencari pelaku kerusuhan.Lalu terlihat seorang polisi menggeret sesosok tubuh ke tengah jalan dimana di situ terdapat sebuah masjid. 

"Anak kecil banget," terdengar suara dalam video itu.

Sosok itu lalu dikeroyok oleh polisi yang berdatangan kemudian. Mereka memukulinya dengan pentungan dan senjata laras panjang yang mereka bawa. Tak hanya itu, saat akan bangun, dia ditendangi berkali-kali. Setelah itu langsung diseret sambil disiksa oleh Polisi.

"Astaghfirullah ... Ini dimana ya, Rabb... Ini di negeri hamba?? Dia itu masih kecil kenapa dikeroyok gitu .. Mereka manusia apa iblis yaa Allah ... Turunkan azab ya Rabb ... Hamba mohon," tulis @Astuty64 untuk mengomentari postingan videonya itu.

Komentar bernada sma juga disampaikan oleh pengguna akun lain.

"KOMUNIS, PKI, IBLIS ...," kecam @helmifelis.

"Apa yang didoktrin ke otak Brimob itu ... Rakyat yang sudah tak berdaya diperlakukan seperti itu @amnesty @AmnestyUK @KomnasHAM please deh jangan tebang pilih kalau mengusut pelanggaran HAM," kata @babgei1971.

"Mungkin yang ia lakukan memang salah, dengan melawan aparat. Tapi apakah pantas diperlakukan seperti itu? Tanpa diperlakukan seperti itu pun ketika sudah tertangkap pasti akan diproses hukum juga kan? Binatang saja jika diperlakukan dengan kasar, kita sering protes. Itu manusia lho," kata @Gerindra

Ketika dikonfirmasi, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, sejumlah video kekerasan yang diduga dilakukan polisi terhadap demonstran, sedang diteliti oleh Tim Siber Mabes Polri. Termasuk penganiayaan pada demonstran yang berujung ribut dengan personel TNI.

"Nanti hasilnya kami sampaikan apabila ada data yang jelas dari proses investigasi dari Dit Siber," kata Dedi seperti dilansir Viva.

Ia menegaskan, Dit Siber akan menganalisa secara komprehensif, namun ia mengaku belum bisa menyampaikan hasilnya sebelum ada proses pembuktian penelitian secara ilmiah.

Dari pemberitaan yang dilansir Viva pada Jumat malam, diduga bocah malang itu bernama Muhammad Harun Rasyid (15), warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan masih duduk dibangku SMP.

Menurut Derry, salah satu keluarga korban, informasi mengenai meninggalnya Harun diperoleh keluarga  dari petugas di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

"Terus terang saya tidak mengetahui kronologi awal. Saya dapat informasi sudah meninggal di rumah sakit Polri," katanya, Jumat (24/5/2019).

Derry menyampaikan, musibah yang menimpa keluarga memang dirasa sangat berat. Ayah Harun adalah orang yang paling terpukul dengan kematian anaknya.

Keluarga masih bertanya-tanya, apa benar Harun adalah korban yang dianiaya polisi, seperti video viral yang beredar. Kejadian dalam video itu diduga dilakukan di Jalan Kampung Bali XXXIII, Jakarta Pusat, dekat Masjid Al-Huda.

 

Sumber: dekkanews.com

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar