Posisi Kedua Paslon Capres-Cawapres Belum Aman

Selasa, 14/08/2018 18:33 WIB
Posisi Kedua Paslon Capres-Cawapres Belum Aman ( foto: tabayun.com)

Posisi Kedua Paslon Capres-Cawapres Belum Aman ( foto: tabayun.com)

Jakarta, law-justice.co - Pro-kontra Capres Cawapres dikedua kubu telah usai. Pemilihan Cawapres dari kedua kubu tidak saja munculkan spekulasi politik liar, namun juga bisa munculkan sakit hati masing – masing kelompok atas komitmen yang dibangun serta tidak terakomodirnya usulan.

Baik Mahfud MD juga usulan Ijtimak, PKS, Demokrat dan PAN sama – sama terima fakta yang harus diterima dengan nalar dan kedewasaan politik bahwa, jabatan wapres hanya diisi oleh satu orang, dan Pilpres adalah adu gagasan serta startegi cari simpatik rakyat sebanyak mungkin.

Pilpres bukan sekadar kepuasan dan kelegaan hati karena atas usulan yang diterima. Namun pilpres mampu memberi kepuasan kepada publik atas pasangan yang dihakini bisa buktikan janji kampanye.

Pilpres 2019 ada sekitar hampir 140jt rakyat yang akan memilih dua paslon Capres Cawapres 2019.

Pemilih yang berasal dari semua lapisan masyarakat baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri akan tentukan masa depan bangsa Indonesia lewat pilpres 2019.

Kedua paslon sudah sah terdaftar di KPU sebagai capres cawapres 2019 periode 2019 – 2024. Rangkaian selanjutnya cek kesehatan bagi masing – masing kedua paslon capres cawapres.

Tak lama berselang resmi mendaftar ke KPU, berbagai lembaga survey lakukan penjajakan untuk melihat tingkat elektabilitas kedua paslon : Jokoruf dan Prosan.

Hasil survey terpecaya ILC (Indonesia Lawyer Club) telah dilansir diberbagaj media mainstream. Terlihat hasil elektabilats tersebut bahwa pasangan Prabowo Sandi jauh diatas pasangan Jokowi Maruf, terpaut 20% lebih.

Survey ILC teesebut belum jaminan akan sama dengan hasil real pilpres 2019. Namun pooling ini secara akademis diyakini sekitar 30% mendekati real jika saja pilpres dilaksanakan hari ini.

Kampanye pilpres masih sangat panjang.  Masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi dan mempengaruhi keadaan politik sosial.

Hasil survey ILC yang viral baik di medsos serta media tentu dapat pengaruhi Psikologis massa dan ini bisa menjadi faktor yang bisa pengaruhi pada perolehan suara paslon Jokoruf nanti.

Disisi lain maraknya hasil survey ILC diberbagai media hasilnya dimenangkan paslon Prosan kemudian muncul rencana Bawaslu akan usut tuntas terkait dana 1T yang diberikan Sandi kepada parpol pendukungnya.

Sebelum rencara Bawaslu akan selidiki dugaan kaaus suap,  Sandiaga sudah berikan keterangan pers bahwa dana untuk partai teesebut dialokasikan untuk kampanye bukan untuk menyuap menjadi Cawapres.  Sandiaga tak menyebut realisasi anggaran tersebut sudah diserahkan atau belum. Bisa jadi itu baru hanya wacana. Jika demikian maka akan sulit hukum mengungkap.

Belum selesai soal dugaan aliran dana ke parpol pendukung. Publik dikhawatirkan dengan proses tes kesehatan para paslon capres cawapres, khususnya terhadap cawapres Muruf Amin.

Diketahui bahwa Maruf Amin selain usianya yang sudah menginjak 76 tahun juga memiliki rekam jejak kesehatan yang kurang stabil.

Apalagi hasil test kesehatan Maruf Amin belum diumumkan secara resmi oleh tim dokter kesehatan bagi Capres Cawapres.

Issue di masyarakat pun sulit dibendung, issue menjadi opini publik bahwa kondisi kesehatan Maruf Amin rentang dengan kepentingan politik. Hasil kesehatan cawapres bisa lulus atau sebaliknya, tergantung hitungan politik.

Kumudian dugaan aliran dana kesejumlah Parpol pendukung paslon Prosan juga rentan dengan situasi perkembangan politik. Dugaan suap kepada parpol pendukung dari Sandiaga bisa clear dimata hukum atau sebaliknya tergantung kepentingan politik.

Dari analisa diatas maka pasangan calon presiden dan calon wakil presiden masih belum aman posisinya. Bisa saja kedua cawapres atau salah satu cawapres karena suatu hal berubah.

Melihat masih terjadinya tarik menarik kepentingan politik maka pilpres 2019 masih memerlukan komitmen dari semua elemen kekuatan politik demi terjaminnya penyelenggaran pilpres yang benar, aman dan jujur.

Janur melengkung tidak bisa menjamin pasangan kedua mempelai akan langgemg jalani bahtera kehidupan rumah tangga. Sebab gangguan dari luar akan selalu datang tak diduga, disamping kekuatan iman masing – masing individu untuk seiya dan sekata mantabkan hidup bersama hingga akhir hayat.

Penulis : Agusto Sulistio Maroso - Aktivis pergerakan 90an

(Tim Liputan News\Editor)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar