Jejak Kasus Pendeta Gilbert Dipolisikan soal Dugaan Menista Agama

Kamis, 18/04/2024 13:29 WIB
Pendeta Gilbert Lumoindong (istimewa).

Pendeta Gilbert Lumoindong (istimewa).

Jakarta, law-justice.co - Pendeta Gilbert Lumoindong resmi dilaporkan ke kepolisian atas kasus dugaan penistaan agama. Laporan itu buntut ceramahnya yang menyinggung salat dan zakat, Rabu (17/4).

Kasus dugaan penistaan agama itu kini ditangani oleh Subdit Kamneg Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. 

Berikut kronologi kasus Pendeta Gilbert yang berawal dari viral di media sosial hingga dipolisikan terkait dugaan kasus penistaan agama Islam yang dikutip dari CNN Indonesia :

Video viral di media sosial

Awal mula kasus ini adalah potongan video ceramahnya yang menyinggung soal zakat dan shalat yang viral di media sosial. Dalam ceramahnya itu, Gilbert membandingkan zakat umat Islam yang 2,5 persen, sementara umat Kristen 10 persen.

Gilbert menjelaskan zakat 10 persen itu membuat umatnya tidak perlu repot bergerak dalam ibadah. Sementara umat Islam harus salat karena hanya zakat 2,5 persen.

Lebih lanjut, dalam potongan video tersebut, Gilbert juga sempat memperagakan gerakan mirip salat.

"Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, enggak semua orang bisa," ucapnya.

Usai viral dan dihujat atas penistaan agama Islam, Gilbert menemui beberapa pihak untuk mengklarifikasi video tersebut dan juga menyampaikan permohonan maaf.

Pertama, ia menemui Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, Senin (15/4).

"Dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada," jelas Gilbert di rumah JK.

Gilbert menjelaskan video ceramahnya yang viral di media sosial dan menimbulkan kegaduhan itu tidak memuat penjelasan yang lengkap karena telah dipotong-potong. Ia mengklaim tak bermaksud untuk mengolok-olok umat Muslim melalui ceramahnya tersebut.

"Penjelasan yang lengkap sebetulnya itu sebagai oto kritik umat Kristiani di mana saya bilang bahwa ibadahnya orang Muslim misalnya cukup setengah mati. Kenapa setengah mati? Karena berat, sehari lima kali. Kita orang Kristen seminggu sekali, udah itu seminggu sekalinya juga duduknya santai-santai," imbuhnya.

Selepas menemui JK, Gilbert juga menyambangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk meminta maaf pada Selasa (16/4). 

Permohonan maaf ini direspons dengan baik oleh JK maupun MUI. Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi juga turut mengajak mengajak umat Islam memaafkan perbuatan Gilbert tersebut.

Dilaporkan ke Kepolisian

Buntut video khotbah tersebut, pendeta Gilbert dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Pendeta Gilbert dilaporkan atas dugaan penistaan agama. Pelaporan tersebut juga telah dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. Kendati demikian ia tidak membeberkan lebih jauh ihwal sosok yang melaporkan tersebut. 

Dihubungi secara terpisah, Gilbert tidak berkomentar banyak soal laporan terhadap dirinya itu. Namun, ia kembali menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya tersebut.

"Statement saya, sekali lagi kami menyatakan maaf kami, kepada umat yang terlukai dan tersakiti, insya Allah ke depannya lebih baik," kata Gilbert.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluarkan surat edaran dan meminta kedatangan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Makassar terkait acara Paskah dibatalkan. Surat edaran tersebut dikeluarkan perihal video viral pendeta Gilbert yang diduga melecehkan umat Islam.

"Mengharapkan perayaan Paskah berjalan dengan khidmat dengan menunda untuk menghadirkan Pendeta Gilbert ke Kota Makassar, hingga penyelesaian masalah video yang bersangkutan telah dianggap selesai," kata Ketua FKUB Sulsel, Wahyuddin Naro dalam surat edaran, Rabu (17/4).

Dalam surat edaran, FKUB meminta pihak yang berwenang agar mengusut video yang viral, diduga kuat diperankan oleh Gilbert Lumoindong, termasuk mengusut pelaku yang mengedit video tersebut.

Sementara itu, Penyelenggara Kristen Kemenag Makassar, Merpati Tandililing mengatakan bahwa organisasi gereja batal mendatangkan Pendeta Gilbert Lumoindong di Makassar setelah videonya viral di media sosial.

"Kami infokan bahwa organisasi gereja di Makassar tidak jadi mendatangkan tokoh agama yang videonya meresahkan," ungkap Merpati.

Menurut Merpati, pihaknya telah memberikan pengarahan kepada organisasi gereja tersebut sehingga Pendeta Gilbert Lumoindong batal ke Makassar.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar