Siasat ASDP Hadirkan Mudik Asyik Lebaran 2024

Sabtu, 13/04/2024 23:50 WIB
Aktivitas antara petugas pelabuhan dan pengguna jasa transportasi laut kapal ferry yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Petugas sedang mengecek tiket digital calon penumpang yang membeli tiket melalui aplikasi Ferizy. Foto: Dok. ASDP

Aktivitas antara petugas pelabuhan dan pengguna jasa transportasi laut kapal ferry yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Petugas sedang mengecek tiket digital calon penumpang yang membeli tiket melalui aplikasi Ferizy. Foto: Dok. ASDP

Jakarta, law-justice.co - Aris Rismayana terkejut tatkala melihat unggahan Instagram ASDP @asdp_id pada tanggal 6 Maret 2024 malam lalu. Kala itu, diinformasikan bahwa tiket kapal ferry rute Pelabuhan Merak-Bakauheni telah ludes terjual, bahkan sampai dengan 8 April atau H-2 sebelum hari raya Idul Fitri. Lantas tak perlu berpikir lama, pria berusia 27 tahun ini buru-buru mengklik aplikasi Ferizy di gawainya, sembari berharap masih ada tiket tersisa.

Kala proses memesan tiket ferry melalui aplikasi Ferizy garapan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ini, akses Aris sempat tersendat. Menurut pandangan awamnya, barangkali karena banyak calon pemudik yang juga berjibaku mendapat tiket. Namun di percobaan kedua, akhirnya ia tak terkendala akses, dan bisa langsung mengecek ketersediaan tiket.

Walhasil, harapannya terkabul. Sekira pukul 11 malam atau dua jam setelah pengumuman tiket habis di Instagram ASDP, Aris berhasil mendapatkan tiket dengan jenis pengguna ‘pejalan kaki’. “Saya sempat panik, tapi untungnya masih bisa kebagian tiket. Kalau enggak dapat info dari Instagram ASDP, mungkin enggak akan kebagian (tiket),” kata Aris pada Minggu (7/4).

Bagi Aris, mudik Lebaran 2024 ini adalah pengalaman kali kedua dia memesan tiket kapal ferry melalui aplikasi Ferizy. Sejak menikahi perempuan asal Lampung Timur, mudik menjadi tradisi yang dia jalani dua tahun belakangan bersama istri. Dalam dua tahun belakangan pula, dia merasa terlayani secara cepat dalam membeli tiket.

Pengalaman Aris dalam membeli tiket via Ferizy diakuinya berjalan baik-baik saja sejauh ini. Aksesibilitas aplikasi dinilainya cukup baik sehingga memudahkan calon pemudik. Di saat aplikasi terasa banyak yang mengakses, proses pemesanan tiket tak mendapat kendala berarti. Terlebih kini, katanya, metode bayar sudah cukup variatif, tak hanya melalui virtual account.

“Sudah cukup membantu aplikasi Ferizy dalam memesan tiket, jadi lebih gampang. Cepet banget pemesanannya,” kata Aris.

Pengalaman serupa dirasakan Humairah. Perempuan berusia 25 tahun ini sudah tiga tahun terakhir memesan tiket melalui aplikasi Ferizy. Bagi Humairah, mudik ke kampung halamannya di Lampung merupakan suatu keharusan setiap tahun. Sebab, sudah empat tahun ini dia merantau seorang diri ke Cikarang dengan bekerja sebagai buruh pabrik.

Seolah paham pola ‘traffic’ pemesanan tiket melalui Ferizy, Humairah sudah mengamankan tiketnya sejak 5 April atau sehari sebelum tiket terjual habis. Belajar dari pengalaman tahun lalu, sinyal ponselnya sempat bermasalah saat mengakses Ferizy dekat Pelabuhan Ciwandan. Dia juga berpengalaman kalau memesan tiket melalui mitra resmi atau agen di dekat pelabuhan bakal memakan waktu lama.

“Pemesanan tiket enggak terlalu ribet, karena saya sering pakai aplikasi (Ferizy). Ada juga stand pembelian tiket di pinggir jalan yang bayar pakai agen. Tapi ngantre banget,” kata Humairah pada Senin (8/4).  

Baginya, mudik lebaran dengan kapal ferry ASDP adalah pilihan terbaik. Saat ditanya moda transportasi lain seperti pesawat udara, dia bilang mudik dengan transportasi laut lebih irit. Dari segi waktu juga, katanya, tak terpaut begitu lama dibanding mudik dengan jalur udara. Sehingga, saban tahun, dengan sepeda motornya, dia selalu menaiki kapal ferry untuk menyeberang ke Pulau Sumatra.

“Ferizy dan kapal ASDP membantu banget buat saya mudik selama ini,” katanya.

Transformasi dan inovasi layanan melalui digitalisasi

Bicara soal Ferizy, aplikasi untuk pemesanan tiket kapal ferry ASDP ini dirilis sejak 2020. Saat itu, Ferizy telah diterapkan di 4 pelabuhan utama ASDP, yakni Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk. Sejak diluncurkan, aplikasi Ferizy digadang-gadang dapat menjawab tantangan zaman yang melihat tren masyarakat kekinian lebih mengutamakan akses secara online.

Sejak awal peluncurannya, aplikasi Ferizy mengusung tagline Naik Ferry, Easy!. Tagline ini semacam menandakan era transformasi layanan ASDP yang dulu konvensional, kini serba digital. Hasilnya kini, total pengguna pemesanan tiket online kapal ferry via Ferizy terus meningkat mencapai 1,976 juta pengguna. Hingga akhir 2023, ASDP telah berhasil menerapkan digitalisasi layanan tiket online di 20 pelabuhan. Pada 2024 ini, ASDP menargetkan perluasan implementasi layanan digitalisasi tiket online ke 10 pelabuhan penyeberangan lainnya.

Perlu diketahui transformasi layanan berupa digitalisasi tiket ini merupakan perjalanan panjang. Sebab sebelum akhir 2008, ASDP masih menerapkan penjualan tiket secara manual di pelabuhan.

Lepas 2008, baru mulai diberlakukan RFID ticketing. Konsumen tetap membeli tiket di pelabuhan dan mendapatkan tiket keras atau RFID yang dicetak di loket pelabuhan. Cara seperti itu masih bertahan hingga Agustus 2018. Tetapi, ada inovasi sedikit yakni konsumen sudah bisa melakukan pembayaran secara non-tunai di mesin EDC.

Hingga akhirnya pada 2020, Ferizy hadir dengan catatan awal cukup baik di tengah pandemi Covid-19. Hingga akhir 2020, tercatat sekitar 430 ribuan penumpang telah berhasil diangkut ke seberang pulau dengan berbekal tiket yang dipesan secara online melalui Ferizy. Saat itu, masyarakat sudah seperti biasa dengan terobosan digitalisasi tiket dari ASDP ini.

“Kami mengapresiasi antusiasme masyarakat, yang semakin familiar dengan layanan Ferizy yang memberikan kemudahan dan kenyamanan saat membeli tiket ferry. Simpel, tidak perlu antre di pelabuhan, dan manifest penumpang lebih terjamin,” kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi dalam rilis persnya saat awal peluncuran Ferizy.

Adapun pada musim mudik Lebaran 2024, aplikasi Ferizy telah membantu ratusan ribu pemudik memperoleh tiket untuk pulang kampung. Merujuk data Posko Merak selama 24 jam dalam periode 6 April 2024 hingga pukul 23.59 WIB atau H-4 Idul Fitri, tercatat realisasi total penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera mencapai 150.680 orang. Sementara itu, realisasi kendaraan roda dua yang telah menyeberang mencapai 16.881 unit dan kendaraan roda empat sebanyak 17.511 unit.

Merujuk sumber data dengan periode yang sama, realisasi total penumpang di Pelabuhan Bakauheni mencapai 47.165 orang. Secara detail, realisasi kendaraan roda dua yang telah menyeberang mencapai 715 unit dan kendaraan roda empat mencapai 6.234 unit. Adapun total kendaraan yang telah menyeberang dari Pulau Sumatra ke Jawa pada H-4 lebaran sebanyak 8.843 unit. 

Ira Puspadewi mengatakan arus mudik tahun ini lebih masif dibanding tahun lalu, seiring tingginya antusiasme masyarakat yang melakukan perjalanan mudik khususnya di lintasan terpadat seperti Merak – Bakauheni. Aplikasi Ferizy disebut memiliki fleksibilitas untuk pemesanan tiket balik, bahkan bisa direncanakan berbarengan saat memesan tiket berangkat karena tiket dapat dibeli H-60.

Pemesanan tiket balik mudik dilakukan Aris dan Humairah sejak jauh hari. Mereka berpikir lebih praktis jika dapat memperoleh tiket lebih awal. Selain terhindar dari risiko kehabisan tiket saat puncak arus balik, manfaat lainnya bisa memprediksi kapan tiba di kota rantauan secara pasti.

Promosi digitalisasi jadi kunci

Di balik transformasi layanan tiket kapal ferry, ASDP getol melakukan promosi, terutama di media sosial. Bisa ambil contoh dari pengalaman Aris yang mengetahui informasi soal tiket habis dari Instagram ASDP. Jika menilik unggahan Instagram ASDP, memang tampak serba-serbi informasi—mulai dari jadwal keberangkatan kapal hingga cara memesan tiket melalui Ferizy.

Tak ketinggalan, promosi penggunaan Ferizy juga digaungkan, bahkan sampai melibatkan influencer. Seperti influencer di bidang otomotif, (Om Mobi) yang dalam akun IG-nya mempromosikan cara memesan tiket via Ferizy.

Dalam materi promosinya, ASDP juga menekankan soal pembatasan radius pembelian tiket melalui Ferizy. Seperti di Pelabuhan Merak, batas radius pembelian hanya bisa dilakukan di kawasan 4,71 kilometer dari pelabuhan. Sedangkan, di Pelabuhan Bakauheni maksimal tiket bisa dibeli lebih dari jarak 4,24 kilometer sebelum pelabuhan.

Adapun strategi promosi ASDP di Instagram ialah melalui agresifitas unggahan di sejumlah akun resmi cabang ASDP. Akun ASDP cabang menunjang informasi yang disampaikan akun pusat dengan penjabaran yang lebih detail. Dampaknya, keterjangkauan dan interaksi setiap unggahan ASDP selalu ratusan. Sehingga dengan kata lain, para pemudik bergantung informasi dari unggahan demi unggahan untuk merencanakan keberangkatan maupun kepulangan mudiknya.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, mengatakan komunikasi publik ASDP dalam mempromosikan program digitalisasi tiket ini sudah cukup baik. Sehingga, katanya, digitalisasi tiket ini sudah berdampak baik bagi pemudik.

“Kalau konteks pelayanan publik itu, lebih kepada bagaimana publik itu terlayani dan terlindungi. Komunikasi melalui medsos dan media massa yang sudah dijalankan,” kata dia pada Selasa (9/4).

Menurutnya, digitalisasi tiket ini berdampak positif dalam transformasi layanan ASDP terhadap konsumennya. Dia merujuk pada realitas tata kelola ASDP dalam menyediakan tiket di masa lampau. "Sewaktu manual kan banyak kekurangannya. (Sekarang) dengan digitalisasi ini memberantas perilaku koruptif. Ruang gerak calo-calo disetop dengan digitalisasi tiket ini. Jadi lebih transparan,” tutur Trubus.

(Rohman Wibowo\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar