Meneropong Rahasia Alam Semesta Kamera Digital Terbesar di Dunia

Kamis, 11/04/2024 06:36 WIB
foto newscientist.com

foto newscientist.com

law-justice.co -  

Sebagai penjelajah alam semesta, kamera digital terbesar di dunia ini bukan hanya sebuah alat, tetapi sebuah jendela menuju pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul dan evolusi jagat raya. Dengan setiap gambar yang diambil, kita semakin dekat dengan memahami rahasia-rahasia alam semesta yang tersembunyi di balik langit yang terbuka lebar.

Ilmuwan dan engineer di SLAC National Accelerator Laboratory akhirnya selesai merakit kamera digital terbesar di dunia. Kamera ini dirancang untuk membuka tabir misteri alam semesta.
Kamera bernama Legacy Survey of Space and Time (LSST) itu memiliki resolusi 3.200 megapiksel atau lebih dari 3,2 miliar piksel. Tidak hanya resolusinya yang besar, ukurannya pun bikin menganga karena memiliki bobot sekitar 3.000 kg atau setara dengan satu mobil.

Setelah selesai dirakit, kamera ini akan dipasangkan dengan Teleskop Simunyi Survey yang berada di Observatorium Vera C. Rubin di Chile. Teleskop besar ini tidak kalah canggih karena bisa berputar 180 derajat hanya dalam 20 detik.

 

 


Diberitakan : Studi Terbaru Isyaratkan Ada Alien yang Kemungkinan Hidup di Merkurius

Dengan lensa depan yang lebarnya 1,5 meter, kamera LSST akan menangkap eksposur berdurasi 15 detik setiap 20 detik. Kamera ini juga bisa menangkap seluruh langit malam yang dapat dilihat setiap tiga hingga empat hari sekali.

Kamera LSST bisa menemukan 20 miliar bintang dan galaksi baru dalam satu dekade ke depan. Saking besarnya, untuk menampilkan gambar yang diambil kamera LSST dalam resolusi penuh membutuhkan ratusan televisi UHD.

 

Kamera LSST diharapkan dapat menangkap langit di belahan Bumi selatan dengan lebih detail. Temuan dari observasi ini diharapkan bisa mengungkap misteri tata surya seperti dark energy dan dark matter.

"Data yang dikumpulkan oleh kamera LSST dan Rubin akan sangat inovatif. Ini akan memungkinkan studi yang sangat tajam mengenai perluasan alam semesta dan energi gelap," kata Aaron Roodman, Profesor SLAC dan Deputy Director and Camera Program Lead Rubin Observatory, seperti dikutip dari Space, Kamis (11/4/2024).

"Survei LSST akan memungkinkan kami melihat miliaran galaksi, perkiraan 17 miliar bintang di galaksi kita, Bima Sakti dan jutaan objek tata surya lainnya," sambungnya.

Baca juga:
Ngeri! Rumah Ini Kejatuhan Sampah dari Luar Angkasa
Setelah perakitan selesai, tugas ilmuwan berikutnya adalah membawa kamera LSST dari fasilitas SLAC di Menlo Park, California menuju Observatorium Vera C Rubin di puncak Cerro Pachón di Pegunungan Andes di ketinggian 2.713 meter. Proses pemasangan kamera ke teleskop diperkirakan akan selesai tahun ini.

Kamera LSST diperkirakan akan mulai mengambil foto pertamanya pada awal tahun 2025. Publik akan bisa menikmati foto yang diambil kamera ini pada tahun 2027.

 

 

Ilmuwan dan engineer di SLAC National Accelerator Laboratory akhirnya selesai merakit kamera digital terbesar di dunia. Kamera ini dirancang untuk membuka tabir misteri alam semesta.
Kamera bernama Legacy Survey of Space and Time (LSST) itu memiliki resolusi 3.200 megapiksel atau lebih dari 3,2 miliar piksel. Tidak hanya resolusinya yang besar, ukurannya pun bikin menganga karena memiliki bobot sekitar 3.000 kg atau setara dengan satu mobil.

Setelah selesai dirakit, kamera ini akan dipasangkan dengan Teleskop Simunyi Survey yang berada di Observatorium Vera C. Rubin di Chile. Teleskop besar ini tidak kalah canggih karena bisa berputar 180 derajat hanya dalam 20 detik.


Studi Terbaru Isyaratkan Ada Alien yang Kemungkinan Hidup di Merkurius
Dengan lensa depan yang lebarnya 1,5 meter, kamera LSST akan menangkap eksposur berdurasi 15 detik setiap 20 detik. Kamera ini juga bisa menangkap seluruh langit malam yang dapat dilihat setiap tiga hingga empat hari sekali.

Kamera LSST bisa menemukan 20 miliar bintang dan galaksi baru dalam satu dekade ke depan. Saking besarnya, untuk menampilkan gambar yang diambil kamera LSST dalam resolusi penuh membutuhkan ratusan televisi UHD.

 

Kamera LSST diharapkan dapat menangkap langit di belahan Bumi selatan dengan lebih detail. Temuan dari observasi ini diharapkan bisa mengungkap misteri tata surya seperti dark energy dan dark matter.

"Data yang dikumpulkan oleh kamera LSST dan Rubin akan sangat inovatif. Ini akan memungkinkan studi yang sangat tajam mengenai perluasan alam semesta dan energi gelap," kata Aaron Roodman, Profesor SLAC dan Deputy Director and Camera Program Lead Rubin Observatory, seperti dikutip dari Space, Kamis (11/4/2024).

"Survei LSST akan memungkinkan kami melihat miliaran galaksi, perkiraan 17 miliar bintang di galaksi kita, Bima Sakti dan jutaan objek tata surya lainnya," sambungnya.

 

Proses pemasangan kamera ke teleskop diperkirakan akan selesai tahun ini. Setelah perakitan selesai, tugas ilmuwan berikutnya adalah membawa kamera LSST dari fasilitas SLAC di Menlo Park, California menuju Observatorium Vera C Rubin di puncak Cerro Pachón di Pegunungan Andes di ketinggian 2.713 meter.

Sebagai penjelajah alam semesta, kamera digital terbesar di dunia ini bukan hanya sebuah alat, tetapi sebuah jendela Alam Semesta.

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar