Narkoba Baru `Kush` di Afrika Barat, Dibuat dari Tulang Manusia

Minggu, 07/04/2024 17:39 WIB
Ilustrasi Narkoba Jenis Baru ( foto: tribunnews.com)

Ilustrasi Narkoba Jenis Baru ( foto: tribunnews.com)

Sierra Leone, law-justice.co - Maraknya peredaran narkoba `Kush` yang mematikan telah menimbulkan kekacauan di beberapa negara, termasuk Afrika Barat. Narkoba yang disebut `kush` itu bisa menyebabkan penggunanya berjalan layaknya zombie, seperti jalan sempoyongan hingga melukai diri sendiri saat tertidur dan berjalan.

Menurut berita di The Daily Telegraph, sekitar 1 juta orang di wilayah Afrika Barat telah mengalami kecanduan zat baru yang mematikan ini. Narkoba `zombie` ini juga telah menyebabkan puluhan orang meninggal setiap minggunya, dan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit.

Michael Cole, profesor ilmu forensik di Anglia Ruskin University, Inggris, mengatakan narkoba kush banyak dikonsumsi oleh pria berusia antara 18 hingga 25 tahun. Dampak buruknya sangat terasa di negara Sierra Leone, Afrika Barat.

Kush merupakan jenis narkoba berupa campuran beberapa zat, termasuk ganja, fentanil, tramadol, dan bahan pengawet formaldehyde. Beberapa orang mengklaim obat tersebut mengandung tulang manusia yang dihaluskan. Akan tetapi, para ahli berpendapat klaim ini mungkin hanya rumor belaka.

"Narkoba yang disebut "Kush" di Afrika adalah obat yang mengandung campuran bahan kimia termasuk tramadol, ganja, fentanil, dan terkadang formaldehyde. Obat ini menjadi populer karena harganya yang terjangkau dan tersedia secara luas," ujar Ian Hamilton, seorang profesor di University of York, Inggris.

"Yang mendasari popularitasnya adalah beberapa faktor sosial seperti tingginya pengangguran, kemiskinan dan kurangnya harapan hidup. Kush tampaknya telah tiba pada waktu yang tepat untuk membantu mereka yang menggunakannya buat mengatasi kondisi sosial buruk yang mereka alami," ujarnya.

Fentanil dan tramadol keduanya merupakan opiat yang bisa bikin orang ketagihan. Sementara formaldehyde biasanya digunakan untuk membalsem mayat dan dapat menyebabkan halusinasi bila dikonsumsi.

Ketika obat-obat ini dicampurkan menjadi kush, proporsi dan konsentrasi masing-masing zat sulit dikendalikan, dan inilah yang menyebabkan kush dapat menimbulkan reaksi yang sangat beragam di antara individu.

"Jika campuran kush benar-benar mengandung opioid sintetik, maka risikonya terhadap kesehatan sudah jelas. Ini adalah obat-obatan yang telah menyebabkan banyak kematian di Amerika Utara dan semakin mengkhawatirkan di Eropa," ujar Harry Sumnall, profesor penggunaan narkoba di Liverpool John Moores University.


(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar