PDIP: Ternyata Kemajuan Era Jokowi karena Utang yang Sangat Besar

Minggu, 31/03/2024 07:11 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua DPP Sukur Nababan dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto saat proses menginput data calon peserta pemilu 2024 pada Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara online di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu (31/7). PDI Perjuangan menyatakan kesiapan 100 persen menjadi Calon Peserta Pemilu 2024. Robinsar Nainggolan

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua DPP Sukur Nababan dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto saat proses menginput data calon peserta pemilu 2024 pada Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara online di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu (31/7). PDI Perjuangan menyatakan kesiapan 100 persen menjadi Calon Peserta Pemilu 2024. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (Sekjen PDIP), Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa kemajuan Indonesia pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata dipicu beban utang yang sangat besar.

Dia mulanya mengaku elite PDIP khilaf karena mengusung putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai wali kota Solo pada Pilkada Surakarta 2020 lalu.

Kata dia, PDIP kala itu mengusung Gibran karena melihat kemajuan Indonesia ketika dipimpin Jokowi.

"Ya kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," kata Hasto dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu (30/3/2024).

Namun, kata Hasto, kemajuan Indonesia di era Jokowi ternyata dipicu dengan beban utang yang luar biasa.

"Tetapi setelah kami lihat lebih dalam, kemajuan ini (di era Jokowi) ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar," ujarnya.

Menurutnya, utang pemerintah hampir mencapai 196 miliar USD, lalu swasta dan BUMN hampir mencapai 220 miliar USD.

"Ketika ini digabung, maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," ucap Hasto.

Sebagaimana diketahui, Gibran bersama Teguh Prakosa diusung PDIP pada Pilkada Solo tahun 2022 lalu.

Namun, dalam Pilpres 2024 Gibran pecah kongsi dengan PDIP setelah menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Sementara, PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar