Utusan Istana Disebut Temui Kiai-Kiai NU, Ada Gerakan Dongkel Cak Imin

Selasa, 26/03/2024 08:03 WIB
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kanan) menghadiri Desak dan Slepet Amin di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (29/1/2024). Desak dan Slepet Amin itu membahas sejumlah permasalahan yang dirasakan pengemudi ojek online, buruh, dan pekerja. Robinsar Nainggolan

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kanan) menghadiri Desak dan Slepet Amin di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (29/1/2024). Desak dan Slepet Amin itu membahas sejumlah permasalahan yang dirasakan pengemudi ojek online, buruh, dan pekerja. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah manuver politik untuk melengserkan A. Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dari Ketua Umum PKB kembali mengemuka. Kali ini, isu pelengseran Cak Imin itu sangat santer.

Bahkan pihak istana disebut-sebut terlibat dalam upaya mendongkel Cak Imin dari Kursi Ketua Umum PKB yang telah diduduki selama 19 tahun.

Sebagai informasi, Cak Imin menjadi ketua umum PKB sejak Muktamar PKB di Semarang. Muktamar PKB di Semarang digelar pada 16-18 April 2005.

Gerakan pendongkelan Cak Imin itu menjadi salah satu materi percakapan di Podcast Bocor Alus Tempo.

Dalam perbincangan para jurnalis Tempo itu disebutkan bahwa ada gerakan mengambil alih PKB dari tangan Cak Imin. Karena itu, Cak Imin membuka komunikasi dengan orang-orang dekat Prabowo agar posisi ketua umum itu tetap berada di genggaman tangannya.

“Ketika mereka (PKB-Red) menjalankan hak angket, ternyata komunikasi dengan pihak Prabowo juga berjalan. Tapi melalui orang-orang Prabowo,” kata Francisca Christy Rosana, jurnalis Tempo yang ditugasi melakukan investifigasi masalah tersebut.

“Siapa yang mengkomunikasikan ini? Cak Imin langsung,” tutur Francisca lagi.

Menurut Francisca, para petinggi PKB sedang khawatir bahwa partainya akan diganggu pasca pilpres. Karena ada beberapa manuver dari orang-orang PKB sendiri yang ingin mendongkel Cak Imin.

“Maksudnya ada orang yang mau mengambil alih PKB?,” tanya Stefanus Pramono, jurnalis Tempo lainnya.

“Betul. Memang ada orang yang ingin menggantikan Imin dari Ketua Umum PKB,” jawab Fransisca.

Menurut Fransisca, memang ada berbagai cara untuk menjatuhkan Cak Imin.

“Memang ada berbagai jalan untuk meruntuhkan posisi Imin dari ketua umum PKB. Misalnya dikerjai dengan kasus hukum. Atau dengan cara-cara lainnya,” tambahnya.

Apalagi pihak Istana disebut-sebut terlibat dalam peruntuhan Cak Imin itu. Bahkan para petinggi PKB mengaku sudah mendengar tentang keterlibatan pihak Istana, sehingga para petinggi PKB sangat was-was.

“Karena internal PKB sudah mendengar ada utusan-utusan Istana yang datang ke tokoh-tokoh agama, ke kiai-kiai NU di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Untuk bertanya bagaimana kalau ketua umum PKB itu ganti sosok,” kata Francisca Christy Rosana mengungkap hasil investigasinya.

Karena itu Cak Imin lalu merapat ke tim Prabowo. Selain untuk menyampaikan sikap politik yang kemungkinan akan membantu atau bergabung dengan Prabowo, Cak Imin disebut-sebut menyampaikan keresahannya soal manuver politik orang-orang yang akan mengganggu PKB.

Lalu bagaimana sikap Prabowo terhadap PKB? Seperti diberitakan sebelumnya, Fransisca mengaku mendapat informasi dari nara sumber di TKN bahwa Prabowo sebenarnya sudah menyiapkan dua kursi menteri untuk PKB. Karena Prabowo butuh PKB di parlemen. Apalagi PKB pemenang keempat dalam pemilu 2024 ini.

Namun Cak Imin tak tertarik jadi menteri. Cak Imin disebut-sebut bakal menjajaki untuk maju sebagai Calon Gubernur Jawa Timur pada pilgub yang akan berlangsung pada November 2024.

Sayang, ketika berita ini dikonfirmasi terhadap Cak Imin, ia tak merespons.

“Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tak merespons pertanyaan yang diajukan Bocor Alus Tempo ke nomor WhatsApp-nya hingga Jumat malam, 22 Maret 2024,” tulis acara tersebut.

“Begitu pula Ketua PKB Faisol Reza dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid,” tambahnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar