Gerindra : PPP dan NasDem Berpeluang Kuat Gabung Koalisi Prabowo

Jum'at, 22/03/2024 17:55 WIB
Partai Nasdem (Dok.Youtube/Nasdem)

Partai Nasdem (Dok.Youtube/Nasdem)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman yakin PPP dan NasDem berpeluang kuat bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurutnya, ucapan selamat dari kedua partai itu atas kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 sudah menjadi tanda-tanda.

"Tentu itu tondo-tondo atau sinyal yang amat kuat bahwa NasDem dan PPP akan bergabung dengan kami," jelas Habib saat dihubungi, Jumat 22 Maret 2024.

Wakil Ketua Komisi III DPR itu pun mengaku tak keberatan jika PPP dan NasDem betul-betul mau bergabung. Apalagi, kedua partai masih jadi bagian kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Habib, Prabowo adalah penerus Jokowi. Karena itu, adalah hal yang wajar jika dua partai itu kembali bersama.

"Karena Pak Prabowo adalah penerus Pak Jokowi maka menjadi wajar jika kedua partai tersebut kembali bersatu bersama kami," jelasnya.

Namun, Habib mengaku tak mau ikut campur lebih jauh soal keputusan PPP dan NasDem.

Adapun hari ini Ketum NasDem Surya Paloh telah menerima kedatangan Prabowo di NasDem Tower, Jakarta Pusat. Pada kesempatan itu, Prabowo sempat berbicara soal kerja sama membangun bangsa.

Surya Paloh pun tak menutup kemungkinan partainya bergabung koalisi Prabowo.

"Kita lihat perkembangan ke depan. Itu 50:50 possibility masih," kata Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat 22 Maret 2024.

Elite PPP Disebut Juga Gabung ke Rezim Prabowo

Ketua Mahkamah PPP Ade Irfan Pulungan tak menutup peluang PPP bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut Ade, politik Indonesia selalu dinamis.

"Nanti apakah PPP akan mendukung kepada paslon nomor 02, bagi saya tak tutup kemungkinan itu terjadi," kata Ade dikutip dari CNNIndonesia.com.

Ade Irfan Pulungan menjelaskan ada aspirasi dari konstituen PPP untuk bergabung ke pemerintahan. Ade mencermati PPP memiliki sejarah selalu mendukung pemerintahan sepanjang era pasca reformasi.

"Dan kami melihat adanya aspirasi dan konstituen PPP, tak tutup kemungkinan itu. Sepanjang itu untuk kemaslahatan umat dan bangun negeri ini, kenapa tidak kita membantu pemerintahan berikutnya," jelasnya.

Namun, Ade menyerahkan keputusan politik PPP kepada pengurus harian partai yang berwenang melakukan komunikasi dengan pihak lain.

Di Pemilu 2024, PPP merupakan partai pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sementara NasDem adalah partai pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Kedua pasangan itu dikalahkan Prabowo-Gibran yang berhasil meraih 96,2 juta suara atau setara 58,6 persen suara sah nasional.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar