Menteri Bahlil : Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama Siap Beroperasi

Senin, 18/03/2024 15:46 WIB
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers, di Jakarta, Senin (31/07/2023). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers, di Jakarta, Senin (31/07/2023). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan pada bulan April - Mei 2024 ini akan diresmikan pabrik ekosistem baterai mobil listrik yang pertama di Indonesia. Adapun pabrik baterai listrik itu berkapasitas 10 Giga Watt (GW).

"Kami laporkan ekosistem baterai mobil listrik, pabrik 10 GW pertama akan diresmikan sekitar Mei-April 2024 sudah produksi. Dan masuk ke pabrik 10 GW kedua semua akan berjalan," ungkap Bahlil dalam Konfrensi Pers Prospek Investasi Pasca Pemilu 2024, Senin 18 Maret 2024.

Sebagaimana diketahui, PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power merupakan pabrik sel baterai yang digadang-gadang akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas 10 GW.

Sebelumnya, Staf Khusus Bidang Hubungan dengan Daerah Kementerian Investasi, Tina Talisa mengungkapkan pabrik tersebut akan mulai memproduksi sel baterai pertama pada bulan April 2024 ini.

"Di bulan April nanti pabrik HLI Green Power akan memulai produksi masalnya dan 90% lebih dari produk yang dihasilkan akan diekspor terutama ke Korea, kemudian ke India," jelas Tina dalam akun resmi Kementerian Investasi, dikutip Kamis 20 Februari 2024.

Selain itu, dia mengatakan pabrik dengan kapasitas maksimal produksi 10 Giga Watt hour itu akan bisa menghasilkan sel baterai secara maksimal hingga 32,6 juta unit. "Material yang sudah diolah terdiri dari nikel, mangan, kobalt, lithium kemudian menjadi sel baterai yang sudah dikemas," jelasnya dikutip dari CNBC Indonesia.

Adapun sel baterai yang diproduksi melalui pabrik yang dibangun di Kabupaten Karawang, Jawa Barat itu memiliki daya hingga 81 Ampere hour atau mencapai 300 watt hour.

Selain itu, Tina klaim bahwa pabrik tersebut menyerap tenaga kerja lokal Indonesia bahkan mencapai lebih dari 90% dari keseluruhan tenaga kerja. Tidak main-main engineer muda Indonesia juga turut berperan dalam pabrik tersebut.

"Sebagian besar dari tenaga kerja yang bekerja di perusahaan ini lebih dari 90% tenaga kerja lokal Indonesia termasuk para engineer mudanya," tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar