Putin Kirim Prajurit ke Perbatasan Finlandia Usai 2 Negara Gabung NATO

Kamis, 14/03/2024 12:50 WIB
Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bakal mengerahkan prajurit ke perbatasan dekat Finlandia dan menyiagakan sistem siaga militer.

Sebagai informasi, hal itu dilakukan menyusul kedua negara Nordik itu yang bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dilansir dari cnnindonesia.com, Putin mengatakan keputusan Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO murni berdasarkan pertimbangan politis.

Putin pun menyayangkan keputusan "tak masuk akal" kedua negara di saat Rusia sebetulnya tak punya niat untuk bersitegang.

"Mereka sangat ingin menjadi anggota klub negara-negara Barat, di bawah semacam payung," kata Putin dalam wawancara dengan media lokal, Rabu (13/3).

"Ini jelas langkah tak yang sama sekali tidak berarti dalam hal menjamin kepentingan nasional mereka sendiri," lanjut Putin.

Putin heran dengan keputusan keduanya, terutama Finlandia, yang notabene memiliki "hubungan ideal" dengan Rusia. Putin tak paham dengan jalan pikiran Finlandia lantaran Kremlin tak punya hal-hal yang bisa memicu pertengkaran dengan Helsinki.

"Kami tidak punya klaim yang saling tindih, apalagi teritorial, atau wilayah lainnya. Kami bahkan tidak punya pasukan. Kami memindahkan semua pasukan dari sana, dari perbatasan Rusia-Finlandia," ucap Putin, seperti dikutip RIA.

Meski begitu, Putin tak mau ambil pusing dengan hal ini. Dia pun menyatakan bakal mengambil langkah sesuai sikap kedua negara.

"Kami tidak memiliki pasukan di sana, sekarang kami akan memilikinya. Tidak ada sistem penghancuran di sana, tapi sekarang akan ada," tegas Putin.

Pada Senin (11/3), Swedia resmi menjadi anggota ke-32 NATO, melepaskan kebijakan non blok mereka yang telah lama dianut.

Sementara itu, Finlandia resmi bergabung dengan aliansi sejak tahun lalu.

Keputusan kedua negara Nordik ini pun membuat mereka kehilangan peran sebagai zona penyangga antara NATO dan Rusia.

Komentar Putin, sementara itu, juga muncul setelah Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo mengatakan kepada Uni Eropa untuk mengikuti langkah Helsinki dalam meningkatkan keamanan di wilayah pinggiran.

Dia mengatakan ancaman hibrida terhadap Finlandia, termasuk migrasi oleh Rusia yang menyalurkan orang-orang dari negara ketiga menuju perbatasan Finlandia, telah memaksa negaranya untuk bersiaga.

"Kami telah mengembangkan strategi komprehensif yang mencakup semua sektor masyarakat, dari pemerintah hingga swasta. Pendekatan kami terhadap kesiapsiagaan tidak hanya mencakup pertahanan fisik tetapi juga ketahanan masyarakat yang sangat penting dalam menghadapi ancaman konvensional dan hibrida," ujar Orpo, seperti dikutip UPI.

Orpo kemudian memperingatkan bahwa jika jumlah migran di perbatasan Finlandia-Rusia meningkat, hal ini tidak hanya akan mengancam keamanan Finlandia namun juga menimbulkan ancaman nyata terhadap Uni Eropa.

Orpo pun menyerukan peninjauan segera undang-undang UE untuk memastikan beleid itu cukup kuat untuk mengatasi ancaman serangan semacam itu.

"Kita harus mengirim pesan yang jelas: Eropa tegas dalam pertahanannya, tangkas dalam menanggapinya, dan tegas dalam komitmennya terhadap keselamatan perbatasan negara-negara Eropa," ujarnya.

Pada akhir Februari lalu, Putin menandatangani dekrit yang menyetujui pembentukan kembali distrik militer Moskow dan Leningrad guna memperkuat kekuatan militer Rusia di barat laut sebagai respons atas ekspansi NATO.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar