Pemerintah Gelar Sidang Isbat Hari Ini, Hilal Diprediksi Tak Terlihat

Minggu, 10/03/2024 11:48 WIB
Kemenag siapkan 99 titik pantau hilal tetapkan 1 Syawal 1443 Hijriah (Tribun)

Kemenag siapkan 99 titik pantau hilal tetapkan 1 Syawal 1443 Hijriah (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah lewat Kementerian Agama (Kemenag RI) dipastikan bakal menggelar Sidang Isbat pada hari ini, Minggu (10/3) untuk menentukan awal puasa atau 1 Ramadan 1445 Hijriah.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam), Kamaruddin Amin mengatakan sidang ini digelar sebagai salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat guna mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag Adib juga menuturkan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag akan dilibatkan dalam Sidang Isbat yang dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam ini.

Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga akan terlibat dalam Sidang Isbat hari ini.

Adib mengungkapkan Sidang Isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 Hijriah berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi. Pemaparan dilakukan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.

"Sesi ini terbuka untuk umum dan akan disiarkan secara live di Channel Youtube Bimas Islam," ujar Adib, seperti dikutip dalam laman resmi Kemenag, Minggu (10/3).

Kedua, Sidang Isbat penetapan awal Ramadan 1445 Hijriah yang digelar tertutup setelah salat Magrib. Sidang Isbat nantinya merujuk pada data hisab (informasi) dan rukyatulhilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag di 134 lokasi di seluruh Indonesia.

"Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag," ujar Adib.

Hilal diprediksi tak terlihat

Sejumlah pihak telah memprediksi bahwa posisi hilal tidak akan terlihat pada hari ini. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa (Badan Riset dan Inovasi Nasional) BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan sejauh ini belum ada rukyat yang berhasil melihat posisi hilal pada 10 Maret ini.

"Hasil rukyat pun tanggal 10 belum ada yang berhasil sehingga diprakirakan pada tanggal 10 saat Magrib tidak ada hilal yang terlihat dan belum memenuhi visibilitas hilal," kata Thomas di kantor BRIN, Jakarta, Jumat (8/3).

Karenanya, Thomas menjelaskan kemungkinan besar awal puasa Ramadan 2024 jatuh pada 12 Maret 2024.

Sementara itu, BMKG juga telah mengungkap prediksi ketinggian hilal untuk menentukan awal bulan Ramadan 1445 Hijriah di Indonesia.

Dalam kajiannya yang bertajuk `Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H,` BMKG mengungkap ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret, berkisar antara 0,33 derajat di Jayapura, Papua, dan sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatra Barat.

Sementara ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua, dan sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.

Kondisi hilal pada 10 dan 11 Maret ini membuka kemungkinan perbedaan penetapan awal Ramadhan 1445 Hijriah di Indonesia.

Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada Senin, 11 Maret 2024. Penetapan ini berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar