Media Asing Soroti Paparan Prabowo Subianto di MIF 2024

Jum'at, 08/03/2024 13:12 WIB
Prabowo Subianto Ketum Gerindra (wsj.net)

Prabowo Subianto Ketum Gerindra (wsj.net)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga calon presiden 2024, Prabowo Subianto, yang menjadi pembicara utama (keynote speaker) dalam agenda Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa (5/3), mendapatkan sorotan sejumlah media asing.

Salah satunya Reuters yang mengungkapkan bahwa Prabowo yang saat ini unggul jauh atas dua pesaingnya dalam Pilpres 2024 ini memberikan sinyal akan berhati-hati dalam menjaga fiskal agar perekonomian tetap stabil jika ia resmi dilantik menjadi presiden.

Di sisi lain, Bloomberg dan Financial Times juga menyorot keinginan Prabowo dalam lima tahun untuk mengupayakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen.

Upaya ini bakal didukung oleh pengumpulan pajak yang lebih tinggi dan disiplin fiskal, yang merupakan landasan kebijakan ekonomi Indonesia.

Target penerimaan pajak sekitar 14-16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dengan memperluas basis wajib pajak dan tidak harus melalui kenaikan retribusi, juga menjadi sorotan.

"Neraca perdagangan kita positif selama lima tahun terakhir. Cadangan kita sangat sehat, tetapi harus lebih baik di tahun yang akan datang. Kami bertekad untuk mempertahankan hal ini. Kita terbukti pruden," ucap Prabowo seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (8/3).

Pidato Prabowo ini menjadi sorotan karena menjadi kesempatan pertamanya tampil di acara publik usai pilpres 14 Februari lalu. Momen ini dinilai sebagai upaya menghilangkan kekhawatiran investor atas rencana kebijakannya sekaligus menjadi gambaran sekilas terkait apa yang menjadi visinya.

Pada forum tersebut, media asing juga menyorot pernyataan Prabowo yang menyebut dirinya optimistis transisi peralihan kekuasaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pemerintahan selanjutnya akan mulus, karena ia akan melanjutkan kebijakan Jokowi yang berjalan baik selama ini.

Dia juga menyebut Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi telah menjadi salah satu pasar negara berkembang yang potensial di dunia dan menjadi tujuan investasi. Hal ini tidaklah heran mengingat kebijakan ramah bagi pebisnis dan dorongan pembangunan infrastruktur yang masif.

Financial Times bahkan menyebut bahwa sejak menjabat presiden pada 2014, Jokowi telah memposisikan Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasokan global untuk kendaraan listrik, memanfaatkan cadangan nikel yang berlimpah dari Indonesia.

Media juga menyorot komitmen Prabowo untuk menyediakan makan siang dan susu gratis bagi anak sekolah di Indonesia dengan biaya Rp460 triliun atau sekitar 2 persen dari PDB Indonesia.

Adapun ia akan melakukan reformasi dan privatisasi BUMN yang mempunyai kepentingan besar di bidang energi, keuangan, telekomunikasi, pertanian, dan industri lainnya.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar