Jusuf Kalla Sebut Banyak Partai Pragmatis, Tak Mau Jadi Oposisi

Kamis, 07/03/2024 18:05 WIB
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Istimewa)

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menilai banyak partai politik di Indonesia yang pragmatis alias bersikap praktis demi mencapai tujuan. Menurutnya, hal ini juga berlaku pada Partai Golkar.

"Apakah partai-partai akan berubah? Banyak partai yang pragmatis, termasuk partai saya Golkar," kata JK dalam pidatonya di Election Talk FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Kamis 7 Maret 2024.

JK pun mencontohkan saat ia maju sebagai calon wakil presiden pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di tahun 2004. Saat itu, ia dan SBY tidak didukung Golkar.

Ia menuturkan Golkar mendukung pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid. Namun, Golkar pun merapat jadi parpol pendukung pemerintah setelah dia dan SBY menang pilpres.

"Itu saya jalan sendiri. Tapi begitu menang kita, bergabung Golkar itu, itu biasa saja politik itu," jelasnya.

Menurut JK, tak ada parpol yang mau jadi oposisi pemerintah. Ia berpendapat parpol didirikan untuk mencapai tujuannya dengan cara jadi bagian dari penguasa.

"Oposisi bagi partai adalah kecelakaan. Jadi karena itu banyak yang pragmatis," kata dia.

Pada kesempatan itu, JK juga mengkritik pemerintah saat ini kerap menghabiskan anggaran negara untuk hal-hal yang tak prinsip. Ia pun pesimistis jika pemerintahan selanjutnya akan dengan mudah memimpin Indonesia akibat kondisi tersebut.

"Siapa pun pemerintahannya enggak mudah memerintah Indonesia pada pemerintahan yang akan datang. Kenapa? Karena pemerintah sekarang telah habiskan segala sumber dana untuk sesuatu hal-hal yang kadang-kadang tak prinsip," tuturnya.

JK mengatakan Indonesia akan menghadapi persoalan ekonomi di masa mendatang. Ia pun menyinggung pembangunan infrastruktur.

Menurut eks Ketua Umum Golkar itu, infrastruktur memang penting, tetapi juga memiliki dampak buruk bagi masyarakat.

"Saya dari rumah ke sini cukup 20 menit karena jalan tol bagus," jelas JK.

"Kadang ada baik buruknya juga suatu pembangunan itu. Baik untuk yang punya mobil, tidak baik bagi yang jalan kaki," tambahnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar